jpnn.com, BANGKA BELITUNG - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan para pendiri bangsa menempatkan rakyat pada kedudukan tertinggi.
Ia menegaskan sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, rakyat seharusnya memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih.
BACA JUGA: Berkunjung ke Ponpes El Siq, Gus Jazil Semangati Santri untuk Terus Mengaji
Karena itu, ujar Jazilul, nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial menjadi landasan ketika memilih pemimpin.
“Di Indonesia kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat," tegasnya dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Karang Taruna Kurau Barat yang berlangsung di Warkop Lempah Kuning Aswaja, Desa Kurau Barat, Bangka Tengah, Bangka Belitung, Rabu (18/11).
BACA JUGA: Jazilul Fawaid: Nilai-Nilai Pancasila Harus Hadir dalam Pembangunan
Sosok yang karib disapa Gus Jazil itu mengatakan rakyat memiliki hak kedaulatan untuk memilih presiden, gubernur, bupati, walikota, anggota DPR, DPRD, DPD.
"Sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, rakyat seharusnya memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih,” ungkap Gus Jazil.
BACA JUGA: MPR RI: Pemerintah Harus Konsisten Dalam Menegakkan Protokol Pengendalian Covid-19
Menurut Gus Jazil, sering kali terjadi kedaulatan yang dimiliki rakyat dipertukarkan dan ditransaksikan sehingga marak money politic atau politik uang.
“Makna Sila Keempat adalah rakyat pemegang kedaulatan di negara ini. Kalau terjadi money politic itu bukan salah pemimpinnya saja, tapi rakyat ikut salah," katanya.
Menurutnya, tugas paling berat dari menegakkan demokrasi adalah menghilangkan parasit atau penyakitnya.
"Salah satunya adalah money politics,” tegas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Lebih lanjut Gus Jazil juga mengingatkan bahwa setiap warga negara harus mengerti rukun bernegara.
Selain itu, kata dia, juga harus mengerti nilai-nilai apa yang dipegang sebagai warga negara Indonesia, terutama Pancasila.
“Bahwa warga negara Indonesia tidak boleh melupakan Ketuhanan Yang Mahaesa. Semua nilai-nilai harus berlandaskan Ketuhanan Yang Mahaesa," katanya.
Karena itu, Gus Jazil mengingatkan kepada pemimpin dan calon pemimpin ketika memimpin jangan lupa bahwa nilai pertama adalah Ketuhanan Yang Mahaesa.
"Apa pun yang dilakukan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan,” ungkapnya.
Gus Jazil menegaskan bahwa Pancasila telah mempersatukan Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, adat istiadat, pulau, berbagai pikiran, dan bahasa.
“Itulah yang mempersatukan Indonesia. Kalau ada yang mau mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain, Indonesia pasti runtuh. Misalnya, komunisme mau mengganti Pancasila. Indonesia pasti runtuh, karena Pancasila mengandung nilai-nilai yang mempersatukan,” sambungnya.
Dalam konteks itu, lanjut Gus Jazil, penting untuk memahami dan mempraktikan Empat Pilar MPR.
Program sosialisasi Empat Pilar MPR menjadi penting karena saat ini menghadapi perang ideologi dan informasi, globalisasi dan modernisasi.
Ada kelompok yang kemudian menjadi sangat radikal, sangat keras, anti-ini dan itu. Dan, itu menjadi tidak Pancasilais. Karena budaya Pancasila adalah budaya dialog. Jadi akar budaya kita adalah budaya dialog, bukan budaya konflik,” jelasnya.
Gus Jazil menambahkan Indonesia dibangun oleh permusyawaratan dan dialog antarwarganya.
"Jika Empat Pilar tidak disosialisasi, takutnya ada kelompok yang ingin benar sendiri, menang sendiri. Ini berbahaya. Makanya dilakukan sosialisasi Empat Pilar MPR,” tuturnya. (*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy