jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr H Jazilul Fawaid SQ MA berniat untuk maju sebagai calon ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta. Pemilihan ketua akan digelar pada Konferensi Wilayah (Konferwil) PWNU DKI Jakarta 2 April 2021.
Menurut Jazilul, niatnya maju karena terpanggil untuk melakukan pembenahan NU di DKI Jakarta, yang selama ini gaungnya masih tertinggal dibanding daerah lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan lainnya.
BACA JUGA: Rais Syuirah PCNU Jakpus Doakan Gus Jazil Mulus jadi Ketua PWNU DKI
Mantan Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Selatan ini mengatakan bahwa NU DKI Jakarta merupakan landang pengabdian. Bukan ladang politik.
“Kalau berpolitik jangan gunakan NU. Karena (NU) ini sesuatu yang dilahirkan oleh para alim ulama, jadi sangat mulia," kata Jazilul saat bersilaturahmi dengan jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Timur, Rabu (10/3) malam.
BACA JUGA: Gaya Kepemimpinan Rizal Ramli Dipuji Santri NU
Ketua Ikatan Keluarga Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini mengatakan sebagai kader NU yang sejak muda aktif berkiprah baik di PMII, Ansor, maupun PBNU, dia sudah mendapatkan banyak berkah dari NU.
"Saya ada keterpanggilan untuk ikut mengurus NU di DKI karena kalau di politik saya sudah, dan itu berkah dari NU. Saya jadi DPR tiga periode, pernah di pimpinan Badan Anggaran, sekarang wakil ketua MPR," jelasnya.
Sosok yang karib disapa Gus Jazil itu bersyukur karena selama ini bisa ikut aktif di NU.
BACA JUGA: Jazilul Fawaid Minta Anies Baswedan Berikan Perhatian ke NU DKI Jakarta
“Saya di NU ini bukan sesuatu yang baru,” tegasnya.
Dia pun menceritakan dulu di DKI Jakarta smenjadi aktivis PMII, setelah itu ke Ansor. Gus Jazil juga masuk ke dalam kepengurusan PBNU sejak era Hasyim Muzadi.
“Dulu saya di LP Ma'arif, sempat menjadi ketua jurusan STAINU Jakarta sebelum menjadi DPR. Saya ikut membangun, dulu kampusnya di PBNU, sekarang di Parung, Unusia. Saat itu saya ketua panitia pembangunan," tuturnya.
Gus Jazil juga pernah menjadi dosen di STAINU, PTIQ, IIQ. Sekarang dosen di S3 UNJ.
Tokoh asal Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur ini mengatakan, hidup adalah tantangan.
Selama ini, dia tidak pernah merasa gentar dalam menghadapi setiap tantangan.
"Makin besar ombak, saya makin senang," ungkapnya.
Gus Jazil menegaskan NU DKI tidak pernah dipimpin aktivis. Oleh karena itu, kata dia, banyaknya nama yang maju sebagai calon ketua PWNU kali ini menunjukkan bahwa NU di DKI sedang bergairah.
Dia pun mengaku aktif bersilaturahmi ke sejumlah jajaran PCNU, dan para ulama untuk menyerap aspirasi, menyampaikan niat sekaligus memohon doa dan restu untuk ikut membenahi NU DKI Jakarta.
"Setelah itu biar disimpulkan teman-teman yang memiliki suara karena kedaulatan di Konferwil itu ada di cabang-cabang,” katanya.
Menurut Gus Jazil, karena ini organisasi ijtimaiyah diniyah islamiyah, maka yang terpenting seorang figur minimal itu harus terbuka, bisa melayani, handphone aktif 24 jam.
“Di DKI seharusnya NU itu siang malam karena DKI itu kalau siang warganya ada 12 juta, kalau malam 8 juta, tetapi kelihatannya NU di DKI itu tidak siang malam, bahkan katanya dihubungi susah," ungkapnya.
Dalam beberapa kali keliling ke berbagai wilayah, Gus Jazil mengaku saat ini ada kegairahan warga NU Jakarta.
Sementara itu, Ketua PCNU Jakarta Timur Azas Rulyaqien mengatakan dalam Konferwil nanti suara PCNU Jakarta Timur merupakan keputusan bersama jajaran PCNU. Artinya, dukungan yang diberikan sebelumnya dibicarakan secara terbuka di antara jajaran pengurus.
Pihaknya berharap cara memilih pemimpin yang dilakukan PCNU Jakarta Timur bisa menjadi tradisi baru.
"Cara ini memang agak sedikit berkeringat, tetapi kami ingin berdasarkan aspirasi akar rumput," katanya. (*/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Boy