jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak kepada umat Islam menjadikan momentum Maulid meneladani cara Nabi Muhammad mengelola keragaman.
Politisi PKB yang akrab disapa Gus Jazil itu menyampaikan Nabi tidak hanya mengajarkan umat-Nya untuk urusan akhirat saja, seperti cara beribadah dan lainnya.
BACA JUGA: Mohon Maaf, Libur Maulid Nabi Digeser Lagi
Namun Nabi juga banyak memberi teladan untuk urusan keduniawian. Mulai dari soal dagang, hingga cara hidup berdampingan dengan umat yang berlainan agama.
“Dalam urusan dagang, Nabi banyak memberi resep bagaimana dagangan kita laris tanpa berbuat curang atau merugikan orang lain. Intinya adalah menekankan kejujuran,” kata Gus Jazil di Jakarta, Senin (18/10).
BACA JUGA: Libur Tahun Baru Hijriah dan Maulid Nabi Digeser, Cuti Bersama Natal Ditiadakan
Gus Jazil mengatakan Nabi juga punya resep bagaimana cara hidup berdampingan dengan umat yang beragam yang perlu diteladani umat Islam.
“Nabi tidak hanya hidup berdampingan dengan umat yang lain, namun juga membuat perjanjian dengan mereka,” ungkapnya.
Diceritakan oleh Gus Jazil, pada masa itu di Madinah hidup berbagai macam umat beragama dan kepercayaan yang lain.
BACA JUGA: Habib Rizieq Sempat Meminta Peringatan Maulid Nabi Dibubarkan
Di kalangan ummat Islam sendiri juga ada dua kelompok, yakni kaum Muhajirin dan Ansar. Perbedaan yang ada oleh Nabi ingin dipersaudarakan, disatukan, dengan ikatan hukum yang disepakati bersama.
“Sebelum mempersaudarakan umat Islam dengan umat yang lain, Nabi lebih dahulu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jadi Nabi lebih dahulu menyelesaikan masalah internal umat Islam,” jelasnya.
Setelah sesama umat Islam saling bersaudara, selanjutnya Nabi membuat perjanjian dengan umat-umat yang lain.
Perjanjian itulah yang disebut dengan Piagam Madinah. Piagam itu menjadi aturan bersama seluruh umat yang tinggal di Madinah.
“Isi Piagam Madinah berisi mengenai persamaan hak, kewajiban, dan saling tolong menolong dalam kebaikan,” ujar Gus Jazil.
Gus Jazil menekankan umat Islam selain wajib meneladani cara Nabi hidup berdampingan dengan umat yang lain, juga wajib meneladani bagaimana Nabi menyelesaikan perbedaan dan kepentingan antarumat.
“Nabi mencontohkan bila ada perbedaan kepentingan dengan yang lain maka cara yang dilakukan adalah bermusyawarah,” paparnya.
Menurutnya, sejarah lahirnya Piagam Madinah merupakan pengalaman hidup yang tepat dilakukan di tengah masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Keberagaman yang ada pada masa itu bisa dipersatukan Nabi dengan kesepakatan hukum dan musyawarah.
“Nah, kita hidup di tengah keragaman. Keragaman yang ada bisa dikelola dengan cara musyawarah seperti yang pernah dilakukan Nabi di Madinah,” ujar Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu. (mrk/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi