Gus Jazil Sebut Manajemen Pendidikan di Era Pandemi Perlu Pembenahan Serius

Sabtu, 13 Februari 2021 – 20:24 WIB
Wakil Ketua MPR RI, H. Jazilul Fawaid SQ, MA. Foto: Humas MPR for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir setahun berdampak serius pada berbagai aspek kehidupan. Salah satunya di bidang pendidikan.

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengatakan berbagai program yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di era pandemi seperti Program Kampus Merdeka atau Kampus Mengajar, selama ini hanya sebatas nyaring sebagai jargon saja.

BACA JUGA: Fenomena Buzzer Akan Terus Mengancam Jika Pendidikan Literasi Lemah

“Kita tahu di era pandemi ini dunia pendidikan kurang terurus secara baik. Ada Kampus Merdeka, sekarang ada Kampus Mengajar, itu seakan-akan jargon saja, belum terimplementasi secara baik,” katanya saat memberikan sambutan secara virtual dalam Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Alumni Doktor Ilmu Manajemen (IKADIM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bertajuk "SDM Unggul, Manajemen Unggul, dan Indonesia Maju dalam Era Industri 4,0", secara virtual, Sabtu (13/2/2021).

Karena itu, Gus Jazil berharap agar para doktor ilmu manajemen yang tergabung Munas IKADIM bisa mengeluarkan beberapa rekomendasi, utamanya terkait kebijakan di dunia pendidikan.

BACA JUGA: Gus Jazil: Pendidikan Politik Kunci Implementasi Demokrasi yang Bermartabat

“Ini menjadi penting karena masa depan negara kita ini sangat tergantung pada peningkatan sumber daya manusia, dan itu tergantung dengan pendidikan, dan pendidikan di Indonesia memiliki keterkaitan yang kuat dengan UNJ," tuturnya.

Menurutnya, persoalan ini perlu disuarakan dan para doktor manajemen pendidikan dan ilmu manajemen yang lain di UNJ harus menawarkan konsep tentang kebijakan pendidikan di Indonesia ke depan. Apalagi, pandemi Covid-19 diprediksi akan berlangsung cukup lama, bisa mencapai delapan semester.

BACA JUGA: Zulfikar: Anggaran Pendidikan Meningkat, Tetapi Literasi Tetap Rendah, Apa yang Salah?

"Kalau delapan semester itu satu sarjana. Bisa jadi tiba-tiba anak kita sudah lulus kuliah, tanpa pernah ada di meja perkuliahan, tetapi hanya dengan metode virtual saja. Menurut saya ini menjadi penting untuk kita pikirkan, apalagi bagi para doktor ilmu manajemen," urainya.

Dia berharap para doktor ilmu manajemen UNJ bisa memberikan pikiran-pikiran cerdas sebagai kontribusi utama dalam bidang pendidikan, utamanya di masa pandemi sekarang ini.

Tidak hanya persoalan pendidikan, kata Gus Jazil yang juga Doktor Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) UNJ, menurutnya  di masa pandemi ini, manajemen penanganan bencana juga belum berjalan cukup baik.

Dia mencontohkan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejauh ini masih belum terasa sangat baik dampaknya di masyarakat.

“Saya tahu alokasinya cukup besar, tetapi mungkin manajemen perencanaan dan pelaksanaan membutuhkan tenaga dari para doktor yang tergabung di IKADIM ini," katanya.

Karena itu, momentum Munas yang berlangsung di tengah pandemi ini, bagaimana agar para doktor ilmu manajemen bisa berbagi ilmunya dalam rangka ikut mewarnai sekaligus memberi solusi dalam keadaan krisis multidimensi seperti sekarang.

"Di tengah kondisi seperti ini, ilmu manajemen  menjadi kunci. Saya ingat pepatah bahwa kebenaran yang tidak termenej dengan baik akan bisa dikalahkan oleh kejahatan yang termenej  dengan baik. Di era modern ini kata kuncinya dalam manajemen. Posisi IKADIM ini sangat penting untuk memberikan kontribusi kepada bangsa ini dalam mengatur segala masalah," katanya.(jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler