Gus Menteri: Bonus Demografi Jadi Kesempatan Mengakselerasi Pembangunan

Senin, 19 Oktober 2020 – 19:11 WIB
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar atau Gus Menteri saat mengikuti webinar. Foto: Humas Kemendes PDTT.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menjadi pembicara kunci dalam Webinar bertajuk Bonus Demografi, Tantangan Atau Kesempatan Besar Bagi Para Santri pada Senin (19/10).

Forum itu diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Sains (STIS) Mambaul Falah Bawean, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2020.

BACA JUGA: Gus Menteri Ingatkan Kepala Desa Antisipasi Potensi Bencana Badai La Nina

Abdul Halim mengatakan bahwa bonus demografi atau transisi demografi adalah fenomena meningkatnya penduduk usia muda (15-64 tahun) lebih banyak daripada usia tua (65 tahun ke atas) dan anak-anak (0-14 tahun).

Bonus demografi menurutnya menjadi kesempatan bagi bangsa untuk mengakselerasi pembangunan, karena jumlah yang mencari nafkah (usia kerja) relatif lebih besar dibandingkan yang dinafkahi (usia muda dan usia tua).

BACA JUGA: Ruhut Sitompul: Pidatonya Aku Dengar Menjatuhkan Pak Jokowi, Sampai Jatuh

Syarat untuk meraih kesempatan ini di antaranya pemuda, baik laki-laki maupun perempuan berkualitas yang memiliki kapasitas dan produktivitas tinggi dilihat dari berbagai aspek, serta

Menurut Abdul Halim, orang dikatakan berkualitas jika berbagai kemampuan di dalam dirinya berkembang secara seimbang, Mulai aspek kognitif hingga motorik harus berkembang baik.

BACA JUGA: Habib Rizieq Pimpin Revolusi? Kapitra: Belum Pernah Ada Pemberontak Menang

"Ini akan selaras dengan berbagai ajaran di agama Islam bahwa keseimbangan perkembangan itu selalu diupayakan agar menjadi manusia yang sempurna dalam konteks kemanusiaannya," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Selain itu, kata Gus Menteri -panggilan Abdul Halim Iskandar, perkembangan duniawi juga harus diikuti dengan ukhrawi. Sebab, orang alim yang berjuang tentu akan lebih baik dibanding orang yang berjuang tapi tidak miliki ilmu.

Artinya, kata Gus Menteri, selalu ada keseimbangan yang harus menjadi perhatian, termasuk di bidang lingkungan dan kesediaan lapangan kerja.

Akan tetapi ketersediaan lapangan kerja ini sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Jika kualitasnya bagus, maka otomatis dia akan ,memiliki kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja.

"Menurut saya yang sangat penting mengisi bonus demografi adalah penguatan di bidang sumber daya manusia," kata Gus Menteri.

Dia menyebut ada pola-pola yang perlu dilakukan dalam bonus demografi. Pertama, hasil pembangunan yang berkualitas akan mengalami bonus demografi yang lebih cepat dan lama karena kelahiran direncanakan dan kesehatan terjamin dari anak hingga orang tua.

Daerah dengan hasil pembangunan yang berkualitas akan mengalami bonus demografi lebih cepat dan lebih lama, karena kelahirannya direncanakan, dan kesehatan terjamin bagi anak sampai orang tua.

"Daerah industri dan pusat pertumbuhan akan mengalami bonus demografi lebih cepat dan lebih lama, karena migrasi masuknya tenaga kerja muda. Misalnya kita berbicara soal industrialisasi dan mekanisasi pertanian yang jelas memiliki daya tahan terhadap berbagai guncangan ekonomi dunia dan lokal,' kata mantan ketua DPRD Jawa Timur ini.

Selain itu, kabupaten atau kota yang lebih maju dan berstruktur ekonomi industri mengalami bonus demografi lebih cepat daripada level provinsi. Misalnya Jawa Timur, memiliki posisi yang sangat bagus dengan bonus demografi yang panjang. Gresik dan Bawean harus melakukan upaya-upaya yang konstruktif dalam mengisi bonus demografi ini.

Apalagi, katanya, pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kesempatan meraih keunggulan dalam bonus demografi.

Untuk konteks pembangunan di desa, Kemendes PDTT merujuk pada SDGs Desa yaitu program untuk mencapai tujuan pembangunan di desa yang bertumpu pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 yang disebut Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Ada 17 Tujuan yang kemudian diturunkan ke desa yang menjadi 18 Tujuan. SDGs Desa yang berkaitan dengan ekonomi itu ada di point ke delapan, yaitu Pertumbuhan Ekonomi Desa yang Merata.

Indikatornya antara lain pekerja sektor formal minimal 51 persen, ada akses permodalan formal termasuk untuk UMKM, tingkat pengangguran terbuka nol persen, Padat Karya Tunai Desa dari Dana Desa menyerap 50 persen pengangguran di desa.

"Dan tempat kerja miliki fasilitas keamanan 100 persen dan kontribusi wisatawan tinggi," papar Gus Menteri.

Item ini harus terus digenjot, di antaranya permodalan formal termasuk UMKM. Mendes PDTT bersyukur dengan disahkannya UU Cipta Kerja yang tegas menyatakan BUMDes adalah badan hukum, dan melakukan upaya agar akses permodalan formal bisa dilakukan BUMDesma.

Gus Menteri menyebutkan, Kemendes PDTT juga menggandeng Kementerian Pariwisata agar Desa-desa Wisata diberi perhatian khusus untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan di desa-desa tersebut.

Diharapkan semakin banyak desa wisata yang didirikan dan bertumpu pada potensi alam akan semakin memberikan daya dukung peningkatan ekonomi warga.

"Saya tahu Bawean memiliki beberapa potensi desa wisata, tinggal nanti kita bersama-sama agar akses ke Bawean lebih mudah dan cepat dengan meningkatnya fungsi bandara yang belum termanfaatkan secara maksimal," tambah Gus Menteri.(*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler