jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Bidang Kokesra Abdul Muhaimin Iskandar tak kuasa menahan tangis setelah mendengar kisah para penyintas dan korban kekerasan serta pelecehan seksual di Yayasan Gembala Baik, Jakarta, Rabu (26/1).
Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin itu berdialog dengan para korban dan menyimak kisah kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami mereka.
BACA JUGA: Kepada Komisi III DPR, Firli Beberkan Kinerja KPK Sepanjang 2021
Menurut Gus Muhaimin, kasus kekerasan dan pelecehan seksual di Indonesia harus dihentikan mulai hari ini karena jumlah kasusnya terus naik.
Jadi, pengesahan RUU TPKS menjadi prioritas bagi bangsa ini.
BACA JUGA: Pimpinan KPK Buka Data LHKPN saat Rapat di DPR, Simak Penjelasannya
“Saya memilih bersuara, kekerasan dan pelecehan seksual harus diakhiri. Saya tidak sanggup mendengar kisah kawan-kawan penyintas. Ingatan yang justru ingin kawan-kawan lupakan. Saya pastikan RUU TPKS segera disahkan. Kita sudahi kasus kasus banal seperti itu,” kata Gus Muhaimin.
Keponakan Presiden Keempat KH Abdurrahman Wahid itu meminta para penyintas untuk mengidentifikasi apa saja yang diharapkan mereka dari pemerintah supaya dapat melanjutkan hidup dengan baik.
BACA JUGA: Bakamla RI Perlihatkan Hasil Tangkapannya Saat RDP di Komisi I DPR, Besar Banget
Dia berjanji akan mendorong harapan tersebut agar dapat terwujud dan berlaku untuk semua penyintas dan korban kekerasan dan pelecehan seksual di seluruh Indonesia.
“Saya datang ke sini tidak untuk memberikan nasihat. Sebab, bukan itu yang mereka butuhkan saat ini. Mereka harus melanjutkan hidup, dan kita pastikan kita ada di sisi mereka. Itu politik kesejahteraan yang saya maksud,” kata Gus Muhaimin.
Dalam dialog tersebut, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini terlihat serius menyimak kisah para penyintas.
Tanpa menyebutkan nama, alamat dan tempat tinggal saat ini, para penyintas mengisahkan kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami.
“Kami butuh tempat untuk bercerita dengan nyaman. Kami butuh untuk didengar. Karena kami harus melupakan peristiwa yang justru selalu kami takutkan akan terjadi lagi,” kata Sari (nama samaran), penyintas.
Gus Muhaimin hadir didampingi Menaker Ida Fauziyah. Keduanya tampak menghapus air matanya mendengar kisah para penyintas.
Sementara itu, Menaker memastikan memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada para penyintas dan korban kekerasan seksual dan pelecehan seksual melalui skema kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI.
“Kemnaker siap memfasilitasi kegiatan pelatihan sesuai minat dan passion para penyintas. Saya menunggu identifikasi kebutuhan dari para pendamping agar segera kami daftarkan dalam program pelatihan kami. Juga dukungan untuk berwirausaha agar mandiri secara finansial,” ucap Menaker Ida.
Dalam kesempatan itu, Gus Muhaimin dan Ida Fauziyah menyerahkan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari korban dan operasional bagi lembaga pendamping. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi