jpnn.com, SOLO - KH Ahmad Mustofa Bisri atau lebih dikenal Gus Mus menyampaikan sindiran terkait isu politik terkini lewat syairnya.
Sindiran itu disampaikan Gus Mus saat tampil dalam sebuah acara di Taman Budaya Surakarta, Selasa malam (31/10).
BACA JUGA: Ada Kunjungan Jokowi, Baliho Ganjar-Mahfud dan PDIP Dicabuti
Dalam video yang beredar di media sosial akun Sut.Budiharto di TikTok, Gus Mus terlihat berada di mimbar tengah membacakan tiga bait sebelum mengawali penampilannya. Video tersebut telah ditonton sebanyak 13 ribu kali.
“Ada sirup rasa jeruk dan durian, ada keripik rasa keju dan ikan. Ada republik rasa kerajaan,” ucap Gus Mus memicu tawa para penonton.
BACA JUGA: Gibran Maju jadi Cawapres, Ganjar Tak Takut Suara Jateng Pecah
Belakangan diketahui bait tersebut dibacakan Gus Mus di acara bertajuk Silaturahmi Indonesia.
Selain Gus Mus, penyair lain yang tampil pada malam itu antara lain Timur S Suprabana, Sosiawan Leak, Abdul Wachid bs dan lainnya.
BACA JUGA: Prabowo Bikin Blunder jika Gandeng Gibran, Bakal Panen Sentimen Negatif
Gus Mus memang dikenal seringkali membuat puisi bernada sindirian terhadap situasi yang sedang terjadi dalam negeri.
Bahkan, untuk puisi yang bernada sindiran seperti itu Gus Mus menyebut sebagai puisi balsem.
Meski hanya sepotong, video itu pun menuai banyak respons dari netizen.
Bahkan, netizen mengatakan jika Gus Mus mulai membuat puisi sindiran maka situasi politik memang sedang tidak baik-baik saja.
“Kalau Gus Mus sdh ngendiko lewat kata-kata puitisnya yang sarat makna biasanya keadaan memang sedang tidak baik-baik saja,” ungkap akun Bams012295.
“Kalau yang ngendiko (bicara) Gus Mus berarti ini sudah 99 persen nyata "replublik rasa kerajaan",” tulis akun sutarto.k.
Selain puisi tersebut, sejumlah puisi sindiran Gus Mus yang terkenal antara lain berjudul Negeri Haha Hihi, Di Negeri Amplop, Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana, Bangsa Ini dan masih banyak lagi. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Anggota TNI Serda Bambang Dwi Selamatkan Ibu-Anak dari TKP Penemuan Mayat
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti