Gus Nabil: Bangkitkan Kembali Jalur Rempah Nusantara dengan Semangat Baru

Minggu, 15 Desember 2019 – 22:48 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, BOYOLALI - Jalur Rempah Nusantara merupakan jalur perdagangan penting yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat maritim. Saat ini, penting untuk membangkitkan Jalur Rempah Nusantara dengan semangat baru.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen saat Sosialisasi Obat Tradisional di Gedung Serbaguna Butuh, Boyolali, Sabtu (14/12/2019).

BACA JUGA: Mengenal Kekayaan Budaya dan Sejarah Nusantara Melalui Jalur Rempah

Sosialisasi ini merupakan kerja sama antara DPR RI dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Agenda ini dihadiri oleh ratusan pengusaha obat tradisional, komunitas pecinta obat tradisional, dan perwakilan ormas.

Dalam kesempatan itu, Gus Nabil sapaan Nabil Haroen menegaskan pentingnya membangkitkan Jalur Rempah Nusantara. Menurutnya, kita punya khazanah obat tradisional yang mendunia. Ada banyak sekali rempah-rempah yang dapat diramu menjadi obat. Bahkan, sekarang ini, masyarakat dunia cenderung mencari obat herbal, yang tidak punya efek negatif dari bahan kimia.

BACA JUGA: Menyelami Jalur Rempah, Kemenpar Talk Show di Ambon

“Indonesia adalah surga dari tanaman herbal, jadi obat tradisional,” kata Gus Nabil.

Dia juga menegaskan pentongnya riset dan penggunaan inovasi digital. Dulu ada jalur Keramik, Jalur Sutra dan Jalur Rempah.

BACA JUGA: Sejarah Jalur Rempah Nusantara dalam Dunia Fashion

“Itu semua jalur perdagangan yang menghubungkan Barat dan Timur, perdagangan global. Kita punya potensi besar membangkitkan Jalur Rempah. Caranya bagaimana? Dengan riset, pemetaan potensi, perbaikan packaging, ekspansi pasar, penggunaan teknologi digital,” ujar Gus Nabil.

Menurutnya, saatnya Jalur rempah bangkit dan mendunia. Sudah saatnya rempah dan obat tradisional mendunia kembali. Kita punya cengkeh, tembakau, sarang walet, dan ribuan komoditas rempah dan obat tradisional.

“Contoh saja sarang walet. Indonesia merupakan produsen terbesar sarang burung walet. Total produksi 300 ribu ton per tahun, dengan nilai lebih dari 3 miliar USD. Sarang burung walet sumber protein yang sangat baik untuk kesehatan,” ujatnya.

Dalam bidang ini, menurut Gus Nabil, riset sangat penting sebagai acuan, jaminan mutu, hingga penciptaan inovasi terbaru. Masyarakat dunia butuh standar riset internasional, dengan pengakuan dari BPOM. Ini penting kita dorong agar saling bekerjasama antar pengusaha obat tradisional.

“Kita perlu menengok kembali identitas dan kekayaan budaya serta khazanah Nusantara. Selama ini, rempah-rempah kita dipelajari peneliti-peneliti dari Prancis, Jerman, Amerika dan negara-negara lain. Mereka mempelajari keunggulan rempah. Maka, kita harus jaga itu, kita bangkitkan kembali jalur rempah nusantara,” ujar Politikus PDI Perjuangan ini.

Hadir dalam acara ini, antara lain Eko Handoyo (BPOM RI), Ariyanti (Balai Besar POM Semarang), KH Iqbal Mulyanto (Wakil Ketua PCNU Boyolali), KH. Athoillah Habib (Wakil Ketua Umum PP Pagar Nusa), Ahmad Zaeni (Dewan Ketabiban PP Pagar Nusa), dan Abdul Wasik (Ketua PC Pagar Nusa Boyolali).(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler