Sejarah Jalur Rempah Nusantara dalam Dunia Fashion

Selasa, 10 Januari 2017 – 12:01 WIB
Rempah-rempah. Foto: Public Domain.

jpnn.com - DIINSPIRASI sejarah bangsa ini, Elfi Lila seorang disainer dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) meluncurkan karya terbarunya "Jalur Rempah Nusantara", di Clove Hotel, Dago Atas, Bandung, 11 Januari 2017.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Sebelum Presiden, Soeharto Hampir Jadi Sopir Taksi

Di sekolahan, guru sejarah mengajarkan, "Belanda menjajah Indonesia ribuan tahun karena rempah-rempah." Masih ingat pelajaran itu?

Olah pikir kanak-kanak kadang mempertanyakan, masa sih bumbu dapur itu yang membuat penjelajah dari berbagai negeri melaut tanpa peta mencari kepulauan rempah…negeri yang hari ini bernama Indonesia?

BACA JUGA: Menurut Fariz RM, Ismail Marzuki itu...

Masa iya, rempah-rempah Indonesia penyebab perang antara Spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda? Dan setelah memenangkannya, Belanda memberi negeri ini nama Nederlands Indie…Hindia Belanda?

Ah! Penyedap masakan itu penyebab Indonesia dijajah ribuan tahun? 

BACA JUGA: Senarai Hikayat Para Raja Bali

Pesona Rempah

Begitulah fakta sejarahnya. Zaman dahulu kala, hingga Abad Pertengahan, rempah adalah komoditi pasar "termahal" di dunia.   

Berdasarkan catatan Samuel Pepys, hingga akhir 1665, orang Inggris—termasuk dirinya--kerap mengadakan pertemuan rahasia dengan beberapa pelaut untuk menukar sekantung kecil emas dengan sejumput lada dan cengkih.

Barter itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, "di sebuah bar gelap di ujung kota," tulis Pepys, sebagaimana dicuplik Giles Milton dalam Nathaniel’s Nutmeg

Buku Milton telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Pulau Run—Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan.

Konstantinus Afrikanus (1020-1087) penulis De Coitu (On Sexual Intercourse)--buku petunjuk seks paling utama pada Abad Pertengahan--selalu memasukkan rempah-rempah di setiap ramuan bercinta yang diresepkannya.

Untuk mengobarkan cinta di pagi hari, Konstantinus meresepkan cengkeh yang direndam dalam susu.

Untuk memicu gairah seks yang melemah; akar lengkuas, kayumanis, cengkih, lada panjang, arugula dan wortel. 

"Ini disebut-sebut ramuan terbaik Konstantinus," tulis Jack Turner dalam Spice. The History of A Temptation. Buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Sejarah Rempah.

Baca: Rempah, Rahasia Bumbu Bercinta Tempo Doeloe

Dan Bung Karno tak sedang mengarang cerita ketika berpidato di hadapan Council for World Affairs, Los Angeles, Amerika Serikat, 21 April 1961.  

Malam itu, proklamator kemerdekaan Indonesia menyatakan, “kami adalah bangsa yang tua. Lama sebelum Columbus datang untuk mencari kami, dan kebetulan menemukan benua Amerika,” seperti dicuplik dari arsip Departemen Penerangan RI 1961.

Batik Jalur Rempah

Nah, Elfi Lila mengenang dan menceritakan sejarah tersebut melalui koleksi busana bertajuk "Jalur Rempah Nusantara".

Perempuan yang pernah dapat beasiswa sekolah mode di Paris, Prancis ini belakangan kerap diundang sebagai pembicara di Eropa. Dengan begitu boleh dibilang ia satu di antara disainer berkaliber internasional.

"Saya terinispirasi dari sejarah terbesar bangsa Indonesia yang mendunia," kata perempuan kelahiran 1977 itu, kepada JPNN.com, 10 Januari 2017.

Rempah, peta tua, kapal layar dan gambar-gambar para pelaut petualang dituangkannya dalam motif tekstil dengan teknik digital print. 

Elfi memadukan motif Jalur Rempah Nusantara dengan kain lurik atau surjan untuk mengentalkan kesan tradisional.

Alhasil, ada nuansa java look, kolonial look, dan moroccan look dalam bentuk modern pada buah karyanya.

Meski tergolong muda, disainer yang kini menetap di Bali, sudah 19 tahun berkecimpung di belantika fashion industri. Pernah berkarya bersama Oscar Lawalata, Rika Roeslan, Gea Panggabean dan lain sebagainya. 

Dan sebelum tegak sendiri dengan label Art of Lila pada 2014, ditandai dengan launching karya bersama Lini Resort Wear di Bali, Elfi pernah mengajar di ESMOD Jakarta. 

Satu di antara keunikannya, Elfi selalu menggunakan seratus persen bahan natural dalam seluruh karyanya.

Seperti rayon, katun, linen dan kain goni. Itulah ciri khas disainer yang punya filosofi simplicity, beauty, ecofriendly dengan sentuhan seni.

Peluncuran dan show busana "Jalur Rempah Nusantara" dihelat mulai pukul 19.00 hingga selesai di Clove Hotel, Dago Atas, Bandung, 11 Januari 2017.

Sebagaimana rempah pada zaman dahulu kala, apakah pesona karya terbaru disainer Indonesia ini akan menarik perhatian dunia?

Sebab, bagaimana pun spice--begitu orang Barat menyebut rempah--masih punya nuansa eksotik hingga hari ini. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Apa dan Siapa di Koin Rp1000?


Redaktur & Reporter : Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler