Gus Nabil: Jangan Mengimpor Persoalan Suriah dan Timur Tengah ke Indonesia

Senin, 29 Juni 2020 – 22:15 WIB
Anggota DPR Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen menanggapi aksi demonstrasi terkait RUU HIP yang berujung pada pembakaran bendera PDI Perjuangan dan upaya mendelegitimasi Bung Karno.

Gus Nabil demikian sapaan Nabil Haroen itu, mengingatkan jangan sampai ada upaya memecah belah bangsa dan mengadu domba umat Islam dengan kelompok nasionalis. Bendera itu simbol kehormatan dan jati diri.

BACA JUGA: Gus Nabil Soroti Harmonisasi Aturan Antarkementerian Saat Pemerintah Menggulirkan New Normal

“Saya yakin orang-orang yang melakukan aksi provokasi itulah yang membawa bendera PKI dan membakarnya bersama bendera PDI Perjuangan itulah yang memiliki aksi tersembunyi. Pihak kepolisian harus berani menangkap para provokator tersebut,” tegas Gus Nabil dalam keterangan persnya, Senin (29/6).

Menurut Gus Nabil, Nahdliyyin dan kelompok Soekarnois itu saudara. Keduanya sama-sama berjuang mendirikan Republik Indonesia.

BACA JUGA: Kecam Aneksasi Tepi Barat, HNW Berharap Indonesia Pimpin Penolakan dan Gerakan Boikot Produk Israel

“Karena itulah mengapa Bung Karno sangat dekat dengan NU, demikian halnya PDI Perjuangan. Bung Karno juga mendapat pengukuhan dari NU sebagai waliyyul amri ad-dharuri bis-syaukah. Yakni, pemimpin negara di masa transisi yang punya legitimasi untuk memimpin bangsa,” katanya.

Menurutnya, Bung Karno juga dikukuhkan sebagai Pahlawan Islam melalui Konferensi Islam Asia Afrika pada 6-14 Maret 1965 di Bandung. Tanpa dukungan, Bung Karno tidak akan ditemukan makam Imam Buchori di kawasan Uzbekistan, yang saat itu berada di wilayah Soviet yang dipimpin Nikita Krushchev.

BACA JUGA: Laode Ida: Tiba-tiba Muncul Isu Agama Dalam Proses Calon Kapolri, Ini Berbahaya!

Bung Karno banyak membantu kemerdekaan bangsa Islam seperti Aljazair, Palestina, dan kemudian juga pembela kemerdekaan Pakistan. Jadi jangan sampai ada yang memutar balikkan sejarah.

“Kalau mereka terus memecah belah bangsa, mereka melawan demokrasi dan konsesus kebangsaan, harus ada tindakan tegas melawan itu,” katanya.

“Jangan sampai mengimpor konflik Timur Tengah ke Indonesia. Ada sekelompok orang yang meniru cara-cara devide at impera. Kita tahu, HTI telah dibubarkan di banyak negara, termasuk mayoritas negara Islam. Di belakang HTI ada kepentingan asing yang menyamar gunakan agama. Jadi yang harus kita lawan intrik politik dari HTI. Waspadai partai dan kelompok tertentu yang menggunakan narasi, simbol dan manuver intrik politik dari HTI,” kata Gus Nabil yang juga Ketua Umum Pagar Nusa itu.

Lebih lanjut, Gus Nabil menegaskan tentang pentingnya komitmen kebangsaan. Kelompok Soekarnois dan PDI Perjuangan telah menunjukkan komitmennya bersama Nahdlatul Ulama, terbukti dengan gerakan bersama Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang berasal dari NU.

“Ibu Megawati juga sangat membela Palestina dan menolak keras aksi unilateral Amerika Serikat terhadap Irak. Kita harus melihat catatan sejarah bangsa ini secara komprehensif,” katanya.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler