jpnn.com - HANOI - Tidak tampak sedikitpun ketegangan di wajah Boaz Solossa dan kawan-kawan jelang laga lawan Vietnam dalam second leg babak semifinal Piala AFF 2016 di My Dinh, Stadium, Hanoi, malam nanti.
Para penggawa Timnas terlihat gayeng dan rileks ketika menjalani official training di venue pertandingan, tadi malam.
BACA JUGA: Perkiraan Pemain Timnas Indonesia vs Vietnam
Program latihan yang diberikan oleh sang pelatih Alfred Riedl pun dilahap dengan enjoy oleh para skuad Garuda - julukan Timnas - dalam latihan selama satu jam itu.
"Saya dan tim pelatih sudah berdiskusi. Dan, kami putuskan untuk bisa menciptakan suasana serileks mungkin di dalam tim," kata Chief de Mission Timnas, Iwan Budianto, tadi malam.
BACA JUGA: Kaka Boci Siap Getarkan Gawang Vietnam
Menurut dia, pertandingan melawan Vietnam yang akan ditayangkan langsung oleh RCTI pada pukul 19.00 Wib itu, memang salah satu yang paling penting.
Bahkan, untuk meraih hasil imbang saja, sepertinya tidak begitu mudah.
BACA JUGA: Harus Menang Demi Amankan Posisi Puncak Klasemen
Mengingat, tuan rumah yang menjadi salah satu favorit juara itu akan bermain terbuka untuk mengejar ketertinggalan 1-2 saat di leg pertama di Stadion Pakansari, Bogor, 3 Desember lalu.
"Laga penting iya, tapi bukan berarti kami harus tegang juga kan. Karena, kalau pemain nerveous, maka mereka akan kesulitan untuk mengembangkan permainan mereka," lanjut Iwan yang juga CEO Arema Cronus itu.
Kondisi penggawa Indonesia tersebut berbeda terbalik dengan psikologis yang ditunjukan oleh pemain tuan rumah yang terlihat berada di bawah tekanan.
Tanda-tanda ketegangan itu sudah mulai tampak ketika di ruang pres converence di Crowne Hotel, di Hanoi, siang kemarin. Sang pelatih, Nguyen Huu Thang jarang tersenyum, gaya duduknya pun kaku. Tegang.
Sementara Alfred Riedl, pelatih Indonesia berkali-kali melempar senyum.
Setiap pertanyaan yang dilemparkam oleh para awak media pun, sengaja dia jawab dengan slentingan yang mengundang tawa.
Misalnya, ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait strategi pelatih bila pertandingan akan ditentukan lewat adu penalti.
"Tentang adu penalti? Itu kan keinginan kalian. Saya malah tidak berpikir sama sekali untuk adanya adu penalti dalam laga besok (hari ini, Red). Saya inginkan adalah Indonesia harus kalah dengan skor 2-3," ujar Riedl sambil tersenyum.
Jawaban Riedl tersebut tidak salah. Sebab, meski kalah dengan skor 2-3, Indonesia tetap lolos ke final karena unggul gol tandang.
Meski begitu, pelatih asal Austria itu menjelaskan bahwa, startegi latihan adu penalti sebenarnya tidak lazim.
Toh, meski bagus dalam eksekusi penalti ketika latihan, belum tentu bisa melakukannya dengan baik ketika sudah di pertandingan.
"Eksekusi penalti itu butuh mental kuat. Dan, saya kira mental pemain kami cukup baik kalau diberikan tugas itu," tegasnya.
Sementara itu, salah satu gelandang bertahan Timnas, Bayu Pradana mengatakan bahwa dia sudah siap bila diberikan tanggung jawab sebagai salah satu eksekutor penalti di laga malam nanti.
Sebab, saat di Mitra Kukar, dia adalah penendang kedua bila ada drama adu penalti.
"Saya siap saja kalau memang akhirnya ada drama adu penalti," ungkapnya.
Memang, bila pertandingan nanti malam berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan tuan rumah, dan tetap bertahan hingga perpanjangan waktu, maka tim pemenangan akan ditentukan oleh drama adu penalti.
Riedl mengatakan, dia tidak berani menerapkan program latihan penalti itu lantaran khawatir tim tuan rumah sudah menyiapkan kamera pengintai di stadion. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Sulit Meraih Kemenangan karena Faktor Kelelahan
Redaktur : Tim Redaksi