jpnn.com, SUMATERA UTARA - Horas Halak Hita (H3), sebagai salah satu komunitas masyarakat Batak lintas agama dan kepercayaan, mendesak kepada seluruh pemangku kepentingan dalam transportasi di Danau Toba untuk segera memperbaiki sistem pelayanan dan keselamatan penumpang kapal.
Desakan ini diminta menyusul musibah tenggelamnya kapal Sinar Bangun dalam perairan Danau Toba pada 18 Juni 2018, yang menelan korban meninggal tiga orang dan sebanyak 184 orang belum ditemukan.
BACA JUGA: Basarnas Pakai Teknologi Sonar Cari Bangkai KM Sinar Bangun
"Sebagai salah satu kumpulan dan stake holder bagi perkembangan Bona Pasongit, H3 sangat berkepentingan dan bahkan berjuang bagi perkembangan kualitas keamanan dan kenyaman pelancong yang sedang berlibur di Danau Toba," ujar Koordinator H3 Dumoly F Pardede dalam siaran persnya Sabtu (23/6).
Dumoly mengatakan, dengan semakin ditingkatkannnya keamanan dan keselamatan pelancong yang sedang berlibur, maka H3 yakin kondisi ini akan semakin meningkatkan roda perekonomian masyarakat di sekitar Dana Toba bahkan seluruh Bona Pasongit.
BACA JUGA: Lima Kapal Roro Bakal Dibangun untuk Danau Toba
Untuk itu, komunitas H3 juga mendesak aparat berwenang segera melakukan pemeriksaan dan audit menyeluruh atas tragedi tenggelamnya Kapal Sinar Bangun.
Menurut Dumoly, perlu penegakan hukum dan peraturan yang memiliki efek jera, tegas namun terukur, sehingga para penyelenggara fasilitas angkutan kapal di Danau Toba tidak asal jadi dan tanpa standard dalam melayani penumpang.
BACA JUGA: Selain Nakhoda, Pengawas Pelayaran Juga Bisa Dipidana
"Perlu dibuatkan standard keamanan dan kenyaman bagi para pelancong. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kenyamanan dan keamanan selama berlibur di danau Toba yang sama-sama kita cintai ini," tegas Dumoly.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu SAR di Danau Toba, TNI AL Menerjunkan 2 Tim Kopaska
Redaktur & Reporter : Yessy