Habib Aboe: Maulid jadi Momentum untuk Meneladan Sifat Rasulullah

Kamis, 29 Oktober 2020 – 12:38 WIB
Habib Aboe Bakar Al Habsy. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Umat Islam seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Momentum ini harus dijadikan sebagai upaya meneladan sifat-sifat Rasulullah SAW.

"Peringatan Maulid adalah momentum untuk meneladan Rasulullah, Nabi Muhammad SAW," kata Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Habib Aboe Bakar Al Habsy, Rabu (29/10).

BACA JUGA: Cuti Bersama Maulid Nabi, Awas Lonjakan COVID-19

Ia menjelaskan banyak hal yang bisa diteladani dari Nabi Muhammad SAW, mulai dari persoalan pribadi hingga bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Keteladanan itu akan bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik," ungkap sekjen PKS itu.

BACA JUGA: Maknai Sumpah Pemuda, Habib Aboe: Utamakan Kepentingan Bangsa Bukan Asing

Aboe menjelaskan untuk kehidupan pribadi, akhlak Rasulullah SAW sangat cocok untuk jadi teladan.

Sifat jujur (shidiq) yang dimiliki Nabi Muhammad sangat dibutuhkan untuk kehidupan saat ini.

BACA JUGA: Kapolri Perintahkan Polisi Terlibat Narkoba Dihukum Mati, Habib Aboe Beri Komentar Begini

"Banyaknya kasus korupsi disebabkan karena rendahnya tingkat kejujuran. Nilai kejujuran adalah kunci untuk melakukan pemberantasan korupsi di Indonesia," kata anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan itu.

Habib Aboe menambahkan, sifat lain Rasulullah SAW adalah amanah, yang juga sangat perlu jadi contoh oleh pejabat saat ini.

Menurutnya, menjadi pimpinan harus dapat dipercaya oleh masyarakat, karena itu sifat amanah sangat diperlukan oleh pemimpin di republik ini.

Dengan memiliki sifat amanah, kata Aboe, kekuasaan yang dipercayakan kepada seseorang akan dipergunakan dengan baik.

"Apa yang dikerjakan tentunya memang ditujukan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pihak asing," ungkap Habib Aboe.

Dalam bermasyarakat, ia menambahkan, Rasulullah berhasil menyatukan kalangan Muhajirin dan Anshor.

Sejarah mencatat Rasulullah tidak hanya menyatukan namun mempersaudarakan mereka. Sehingga persatuan di antara mereka bisa sangat kuat.

Padahal di antara sahabat Nabi Muhammad SAW bukan hanya dari berbagai suku Arab, tetapi juga ada yang berasal dari non-Arab, seperti Salman dari Persia, Suhaib dari Romawi, Bilal yang berdarah Afrika, Maria Al Qibty dari Mesir, atapun Maimun yang berdarah Kurdi.

Menurutnya, Rasulullah SAW memberikan keteladanan sebagai pemimpin dalam menjaga persatuan di tengah masyarakat.

Nah, kemampuan itu seharusnya menjadi inspirasi untuk para pemimpin bangsa ini.

"Karena persatuan adalah pondasi penting bagi bangsa Indonesi yang terdiri dari berbagai suku bangsa," ungkap legislator dari Dapil I Kalimantan Selatan, itu. (boy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler