jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Majelis Rasulullah, Habib Mundzir Al Musawa, merupakan sosok ulama yang alim dan sangat mengedepankan dakwah welas asih kepada umatnya. Habib Mundzir pun sangat sederhana, ke mana-mana, kerap menaiki angkutan umum.
Ketua Asosiasi Pesantren NU DKI Jakarta KH. Rakhmad Zailani Kiki mengatakan Habib Mundzir menaruh perhatian tinggi terhadap pentingnya berdakwah dengan cara-cara yang bijak.
BACA JUGA: Dr Salim Bersilaturahmi dengan Ulama Karismatik Ahlussunnah Wal Jamaah Kota Makkah
Dakwah yang merupakan media untuk mengajak umat pada kebajikan, harus berpedoman pada garis-garis yang sejalan dengan kebaikan, yang mengedepankan kasih sayang dan menjaga persatuan.
"Habib Mundzir hidupnya singkat, tetapi beliau sudah meninggalkan sebuah warisan yang luar biasa untuk kehidupan Islam rahmatan lil'alamin, tentang dakwah Islam yang lembut, sejuk, penuh kasih sayang, yang menjaga betul persatuan kebangsaan ini," ujar Rakhmad dalam dialog Inspirasi Ramadan program sahur bertajuk Keteladanan Habib Mundir Al Musawa yang dipandu oleh Mabda Dzikara di akun BKN PDI Perjuangan di YouTube, Sabtu (16/4).
BACA JUGA: Menurut Ketum PBNU, Ulama Harusnya Seperti Ini, Umat Islam Jangan Terjebak
Rakhmad menilai Habib Mundzir berhasil menyampaikan ajaran-ajaran islam dengan menciptakan kemaslahatan, terutama dalam hal mengajak umat pada kebaikan.
Pendekatan Habib Mundzir ialah nasihat memberikan manfaat dengan santun yang mendalam.
BACA JUGA: Ada Ulama Sebut Yahudi Jadi Biang Konflik Rusia Vs Ukraina
Rakhmad menuturksn metode Habib Mundzir dalam berdakwah adalah dengan meyebarkan cinta dan kasih sayang Allah SWT yang membuat hati pendengar sejuk.
“Dakwahnya itu tidak lain tidak jauh dari urusan bagaimana memuliakan, bagaimana mengejawantahkan nilai-nail kasih sayang Islam, teladan, cinta kasih, dan rahmatan lil alamin," jelas Rakhmad.
Rakhmat menyampaikan kecintaan umat Islam terhadap Habib Mundzir semakin bertambah karena kesederhanaannya.
Awal-awal berdakwah, Habib Mundzir kerap naik angkutan umum untuk mengunjungi rumah-rumah masyarakat.
Habib Mundzir juga kerap berbaur dengan masyarakat dan memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan.
“Dakwahnya dari naik angkot ke angkot, di tasnya isi kitab semua, apa yang diajarkan? Islam yang penuh rahmatan lil'alamin, keteladanan Nabi Muhammad SAW," jelas Rakhmad.
Rakhmad menambahkan nama Habib Mundzir semakin dikenal setelah beliau mendirikan Majelis Rasulullah pada 1998.
Misi Habib Mundzir hanya ingin menjadikan lembaga itu sebagai jembatan untuk menciptakan keseimbangan dalam hidup. Harapannya semua jemaahnya bisa meniru dan mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup.
Menurut Rakhmad, Majelis Rasulullah itu didirikan berbarengan dengan kondisi Indonesia yang sedang mengalami ujian, saling curiga satu sama lain.
“Kita sedang di era reformasi, negara ini sedang luluh lantak masalah politik, kebangsaan kita lagi diuji, Majelis Rasulullah hadir," jelasnya.
Rakhmad menceritakan Majelis Rasulullah yang didirikan Habib Mundzir Al Musawa bermula dari tiga orang yang rutin melakukan kegiatan ibadah, berzikir, serta bersalawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Rakhmad menuturkan karena sikap ketawadukkan dan kesalehan Habib Mundzir, Majelis Rasulullah ini cepat menyebar dan dikenal masyarakat luas.
Seiring berjalannya waktu, jemaah Majelis Rasulullah sudah mencapai jutaan orang dari seluruh pelosok Indonesia dan memusatkan pengajiannya di Masjid Raya Almunawar Pancoran, Jakarta Selatan.
Jemaah Majelis Rasulullah ini berkembang pesat lantaran ajaran-ajaran yang dikembangkan Habib Mundzir. Yakni ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan senantiasa memberikan kesejukan.
“Ketika jumlahnya ribuan apakah mengundang kaos? Apakah membuat sesuatu yang panas di tengah bangsa kita? Tidak. Tetapi memberikan kesejukan," pungkas Rakhmad. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebulan Penuh, BKN PDIP Bakal Isi Ramadan dengan Habaib dan Ulama Kondang
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga