jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab terbiasa berada di barisan oposisi bagi pemerintahan Joko Widodo.
Karena itu, Rizieq tidak mungkin melakukan rekonsiliasi dengan pemerintahan sehingga bisa dibiarkan pulang ke Indonesia.
"Rizieq ini passion-nya tidak akan rekonsiliasi, tetap dia akan menjadi oposan. Tetap akan kritis terhadap pemerintah. Saya menyebutnya, iman politik Rizieq oposan, berada di luar kekuasaan," ujar Adi kepada jpnn.com.
Dosen Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini menyebut, meski tersangkut kasus hukum, Habib Rizieq sepertinya tetap tidak akan melunak terhadap pemerintah.
BACA JUGA: Pulang ke Indonesia, Rizieq Shihab Diharapkan Membawa Kesejukan
"Rizieq akan tetap menjadi Rizieq, dengan para pengikutnya yang tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah. Karena memang begitu style-nya," kata Adi.
Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menambahkan, justru di situlah letak kelebihan Rizieq.
BACA JUGA: Habib Rizieq Dikabarkan Batal Kembali ke Indonesia 10 November, Begini Penjelasan Munarman FPI
Membuat dirinya banyak dikagumi kelompok tertentu.
"Dia menjadi pembeda dengan tokoh lain. Kalau yang lain kan rekonsiliatif, melunak. Kalau Rizieq saya yakini enggak. Inilah yang membuat Rizieq sampai sekarang trending," katanya.
Adi menilai, jika Habib Rizieq pulang dan kemudian melunak terhadap pemerintah, maka hal itu justru akan menghilangkan daya tarik yang dimilikinya selama ini.
"Soal rumor bakal dapat jabatan, Rizieq saya kira sudah melampaui isu seperti itu. Dia sudah fokus menjadi idola kelompok Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Rekonsiliasi, iming-iming posisi, saya kira Rizieq tidak di situ. Dia akan terus mengkritik pemerintah. Kalau yang lain malah cenderung melunak," pungkas Adi.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang