Habib Rizieq Heran dengan Pernyataan Jenderal Bintang Dua di Monas

Kamis, 20 Mei 2021 – 15:44 WIB
Eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Saat menyampaikan pleidoi, Habib Rizieq Shihab menyebut ada operasi intelijen hitam yang dilakukan untuk mengintimidasi dirinya dan keluarga.

Dia menjelaskan, dirinya mendapatkan perlakukan tidak enak sejak masih tinggal di Arab Saudi hingga balik ke Indonesia pada 10 November 2020.

BACA JUGA: Pleidoi Habib Rizieq Ungkit Kasus Ahok, Tuding Ada Pengerahan Dukun dan Preman

Puncaknya menurut Habib Rizieq, pada tanggal 19 November 2020 saat sejumlah personel Komando Operasi Khusus (KOOPSUS) TNI mendatangi markas FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. 

"Sesuai aturan KOOPSUS ini tidak bergerak kecuali dengan Perintah Presiden. Saat itu entah siapa yang menggerakkan pasukan elite ini, namun yang jelas ini juga merupakan kelanjutan dari operasi intelijen hitam," kata Rizieq saat membacakan pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5).

BACA JUGA: Habib Rizieq Ditegur Hakim, Langsung Bangkit dari Kursinya, Lantas...

Rizieq menjelaskan kedatangan KOOPSUS di Petamburan walaupun hanya lewat dan berhenti dengan menyalakan sirine di mulut Gang Markas Besar FPI, tapi sempat menakutkan warga. 

"Ini adalah teror untuk saya dan keluarga serta para tetangga saya di Petamburan," sambungnya. 

BACA JUGA: SE Kepala BKN, Calon Pendaftar CPNS dan PPPK 2021 Wajib Tahu

Rizieq juga menyebut Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman tidak punya nyali, menyusul pernyataan jenderal TNI bintang dua itu di Monas pada 20 November 2020.

Habib Rizieq menyebutkan tanpa ada alasan yang jelas, Pangdam Jaya mengancam, bahkan menantang FPI untuk berperang dan menurunkan semua baliho ucapan selamat datang HRS.

Dia mengatakan ancaman seperti itu harusnya diberikan kepada para separatis di Papua, bukan kepada FPI sebagai organisasi keagamaan.

"Namun, mungkin Pangdam Jaya tidak punya nyali, sehingga kelasnya memang hanya setingkat memerangi baliho," sambungnya.

Rizieq kemudian melanjutkan, pada tanggal 21 November 2020 Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman secara menurunkan pasukan untuk mencopot baliho ucapan selamat datang HRS. 

"Secara heroik menurunkan kendaraan perang lapis baja hanya untuk mencopot seluruh baliho ucapan selamat datang HRS di seluruh Jakarta dan sekitarnya," tutur Rizieq.(mcr8/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler