jpnn.com, PAMEKASAN - Tim dari Polres Pamekasan, Madura, Jawa Timur menangkap seorang tokoh agama berinisial Habib YS atas dugaan pencabulan anak.
Penangkapan Habib YS pun menggemparkan Pamekasan, Madura. Kantor polisi setempat bahkan sempat didatangi massa.
BACA JUGA: Ini Lho Anak Kiai Tersangka Pencabulan Santriwati, Dia Masih Buron, Anda Kenal?
Habib YS ditangkap atas dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur sekaligus santrinya.
"Pelaku merupakan seorang tokoh agama dan anak di bawah umur yang menjadi korban merupakan santri tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Pamekasan AKP Tommy Prambana, Selasa (1/2).
BACA JUGA: Warga Pamekasan Dibuat Heboh dengan Kelakuan Tokoh Agama, Korbannya Masih Anak-Anak
YS ditangkap polisi ketika hendak menghadiri pengajian di Kabupaten Sampang.
Penangkapan itu dilakukan setelah Habib YS mengabaikan dua kali pemanggilan oleh penyidik.
BACA JUGA: Kasus Anak Kiai Tersangka Pencabulan, Polda Jatim Terima Info Penting, Ternyata
"Tadi malam (31/1), saat yang bersangkutan hendak menghadiri acara pengajian langsung kami tangkap," ucap AKP Tommy.
Dugaan pencabulan santri itu sebelumnya dilaporkan orang tua korban kepada polisi pada November 2021.
Laporan itu disikapi polisi dengan memeriksa korban dan sejumlah saksi, termasuk terlapor.
Walakin, polisi menyebut Habib YS menghilang dari rumahnya dan kabur ke Jakarta.
Habib YS baru kembali ke Pamekasan pada awal Januari lalu.
Kemudian, dia diundang untuk berceramah di Kabupaten Sampang pada Senin (31/1).
BACA JUGA: Brigadir Andre Batuwael Tembak Mati Warga, Irjen Lotharia: Saya Pastikan Dipecat
"Setelah mendengar informasi itu, kami langsung menerjunkan tim untuk melakukan penangkapan," beber Tommy.
Beberapa saat setelah penangkapan Habib YS, massa dari warga setempat mendatangi Polres Pamekasan dan meminta polisi membebaskan tokoh agama tersebut.
Warga menuding penangkapan itu merupakan upaya pencemaran nama baik Habib YS.
BACA JUGA: 2 Pria Pembawa 16 Kg Sabu-Sabu Pakai Mobil Pikap Ternyata Suruhan JM
Setelah mendapat penjelasan dari para tokoh dan aparat desa, massa akhirnya membubarkan diri dan menyerahkan kasus pencabulan anak itu kepada polisi.
"Setelah diberi penjelasan tentang duduk persoalan yang sebenarnya, warga yang awalnya menuding polisi salah tangkap, akhirnya mengerti dan membubarkan diri," tutur AKP Tommy Prambana. (ant/fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam