jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan Pusat Riset Genomik Pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, pada Rabu (16/10).
Jokowi menyebutkan adanya Pusat Riset Genomik Pertanian tersebut, sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas pertanian nasional di tengah tantangan perubahan iklim.
BACA JUGA: Jokowi Sudah Berdiskusi dengan Prabowo Sebelum Mencopot Budi Gunawan Sebagai Kepala BIN
"Dibukanya Pusat Riset Genomik Pertanian agar produksi kita per hektare baik itu kemenyan, kopi, padi, kentang, bawang merah, bawang putih semuanya per hektare harus naik, karena telah memiliki pusat riset yang sangat baik,” ucap Jokowi di lokasi.
Eks Wali Kota Solo itu mengatakan bahwa saat ini dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan dunia makin sulit diprediksi, serta ancaman krisis pangan yang mengintai banyak negara.
BACA JUGA: JHL Group Sediakan Rp 3,6 Miliar Per Tahun untuk Cetak 1.000 Sarjana Pertanian
Dia menjelaskan bahwa ketidakpastian cuaca, seperti sulitnya memprediksi periode panas dan hujan, menyebabkan penurunan produksi pangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
"Kita tau perubahan iklim sekarang ini nyata kita rasakan dan dampaknya tidak hanya berkaitan dengan udara panas di semua negara sekarang ini, tetapi juga produksi pangan dunia menjadi turun," kata dia.
BACA JUGA: Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Kementan Targetkan Tambah Lahan Tanam 44.734 Ha di Jambi
Jokowi juga mengatakan riset pertanian Indonesia yang dinilai ketinggalan dibandingkan dengan negara lain, khususnya dalam hal produktivitas tanaman.
Dia mencatat bahwa produksi kopi Indonesia per hektare masih di kisaran 2-2,3 ton, sementara negara lain sudah mencapai 8-9 ton per hektare.
"Padi juga sama kita masih per hektarenya 5,2 ton, negara lain sudah sampai di atas 7. Artinya riset di sini kita juga masih kalah dengan negara-negara lain," tuturnya.
Melalui Pusat Riset Genomik Pertanian itu, Presiden berharap riset pertanian Indonesia dapat lebih maju, khususnya dalam pengembangan benih unggul untuk berbagai komoditas.
Alumnus Universitas Gadjah Mada itu juga membuka pintu bagi kerja sama dengan pihak maupun negara mana pun demi memperoleh benih, dan bibit unggul yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.
"Yang paling penting kita mendapatkan benih unggul, mendapatkan bibit unggul sehingga produktivitas produksi padi, produksi bahan-bahan pangan kita semuanya bisa naik per hektarenya," tambah Jokowi. (mcr4/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Krisis Pangan, Wamentan Ajak Petani Deli Serdang Optimalkan Program Pompanisasi
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi