jpnn.com, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo berupaya membuktikan konsistensi menjaga komitmen menghadapi dampak perubahan iklim.
Selain melahirkan kebijakan-kebijakan bersejarah dan aksi nyata di lapangan, para Menteri Kabinet Kerja juga kompak memberi dukungan pada acara Festival Iklim 2018.
BACA JUGA: Indonesia Unggul Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
Agenda yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) ini digelar di Manggala Wanabhakti Jakarta.
Setidaknya 8 Menteri Kabinet Kerja terlibat dengan menyampaikan pesan untuk publik terkait perubahan iklim.
BACA JUGA: Eskalasi Konflik Hutan Menurun, Menteri Siti Dipuji
Acara yang dibuka Menteri LHK Siti Nurbaya ini, dihadiri empat Menteri Kabinet Kerja sekaligus.
Di antaranya Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto; Menteri Desa PDT, Eko Putro Sandjojo, Menteri BPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, dan Menteri ESDM Ignatius Jonan.
BACA JUGA: Danone Aqua Sabet Penghargaan Pelaku Usaha Pengagas MRV
Sementara Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Pertanian, menyampaikan pesan-pesannya melalui tayangan video.
''Sudah banyak capaian Indonesia dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Capaian-capaian ini juga berkat dukungan dari kepemimpinan eksekutif para Menteri sektor terkait,'' kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
''Indonesia bekerja nyata menunjukkan komitmen penurunan emisi, dan ini bukan omong kosong,'' tegasnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyampaikan pesan bahwa pihaknya terus mendorong industri hijau, penghematan energi dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
''Kementerian Perindustrian juga telah membuat pedoman teknis penurunan energi, dan sistem pelaporan GRK yang terintegrasi dengan Sinas,'' katanya.
Mengatasi dampak perubahan iklim, dikatakan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan tidak hanya tugas KLHK, tapi menjadi tanggung jawab bersama.
Dia telah mengimbau jajarannya agar mendukung upaya dan kerja keras KLHK dalam rangka memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem.
''Kami mengimbau kepada sahabat petani seluruh Indonesia, jangan melakukan pembakaran pada perkebunan. Optimalkan alat mesin pertanian yang kita berikan, penggunaan herbisida dan lainnya untuk menekan Karhutla,'' pesannya.
Sedangkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa perubahan iklim adalah tantangan untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Negara Kepulauan seperti Indonesia akan berdampak sangat signifikan akibat Perubahan Iklim.
''Karenanya kita perlu mengampanyekan hidup yang sustainable dan tetap ramah lingkungan, serta menjaga agar emisi karbon tidak meningkat. Sehingga dunia menjadi tempat untuk tinggal bagi anak, cucu, dan cicit kita di masa mendatang," tuturnya.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan dalam hal ini menyampaikan bahwa pihaknya sudah banyak melakukan inisiatif mengikuti apa yang sudah digariskan di Dewan Energi Nasional dan Peraturan Pemerintah tentang kebijakan energi nasional.
Di antaranya tentang bauran energi yang berasal dari renewable pull energy berasal dari energi baru yang terbarukan.
''Targetnya di 2025 itu ada 23 persen energi mix di bidang kelistrikan. Kami juga akan memasang independent home solar e-system yang diberikan gratis pada saudara-saudara kita yang kurang mampu,'' katanya.
Sementara Menteri BPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa isu perubahan iklim sudah tidak perlu lagi diperdebatkan kebenarannya. Sudah banyak bukti bahwa dampak perubahan iklim sedang benar-benar terjadi.
''Saya mengimbau masyarakat mendukung upaya pemerintah dalam menangani perubahan iklim melalui aksi nyata, dengan melakukan aksi ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari,'' ajaknya.
Menteri Desa PDT, Eko Putro Sandjojo tak lupa mengingatkan publik, bahwa perlahan tapi pasti, pemanasan global pasti terjadi.
''Komitmen untuk menjaga lingkungan tidak bisa ditawar lagi, dan ini tugas kita bersama. Mari kita jaga Indonesia, dengan lahan tropis yang besar ini menjadi stok pangan dunia,'' pesannya.
Terakhir, Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menyampaikan pesan bahwa perubahan Iklim menjadi salah satu tantangan global terbesar.
''Ini harus kita hadapi demi masa depan generasi mendatang,'' katanya.
Di tingkat global, Indonesia sudah aktif menyuarakan berbagai hal terkait perubahan iklim.
Selain itu juga telah dilakukan berbagai aksi adaptasi guna mengurangi kerentanan serta meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.
''Komitmen di tingkat global tersebut, perlu diwujudkan di tingkat Nasional melalui partisipasi semua pihak. Mari kita atasi Perubahan Iklim,'' pesannya.
Indonesia telah menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri (unconditional) dan sampai dengan 41 persen dengan dukungan internasional (conditional) dibandingkan dengan tanpa ada aksi (business as usual) pada tahun 2030.
Selain workshop dan forum diskusi, acara Festival Iklim 2018 juga diisi dengan pameran tentang produk, teknologi, sistem, dan best practices dalam bidang perubahan iklim.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soundtrack Dokumenter tentang Menhut Menang Penghargaan
Redaktur & Reporter : Natalia