Hadapi Potensi Krisis Pangan 2023, Ganjar Optimalkan Produksi Pajale dan Politik Pupuk

Senin, 24 Oktober 2022 – 22:42 WIB
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Foto dok Pemprov Jateng

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menyiapkan strategi untuk menghadapi potensi krisis pangan pada 2023, akibat resesi ekonomi.

Di antaranya melalui optimalisasi produksi padi, jagung, dan kedelai (pajale) serta politik pupuk.

BACA JUGA: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Masih Unggul Seusai Anies Deklarasi jadi Capres

Terkait pangan strategis pajale, Ganjar mengatakan potensi produksinya sangat bangus.

Terlebih, banyak lahan di Jateng yang bisa dimanfaatkan untuk ditanami dengan tiga komoditas pertanian tersebut, termasuk pekarangan.

BACA JUGA: CMO Aplikasi PINTU Bagikan Tips Berinvestasi di Tengah Bayangan Resesi

"Sebenarnya kami sudah menghitung luasnya lahan pertanian itu yang sekarang dipakai oleh petani dibandingkan luas pekarangan. Ternyata pekarangannya jauh lebih banyak," ujar Ganjar di Puri Gedeh, Kota Semarang, Jateng, Senin (24/10).

Ganjar mengatakan, optimalisasi produksi pajale juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jateng yang akan berkoordinasi dengan Badan Riset dan Inovasi Negar (BRIN).

BACA JUGA: Sambil Long March, Ratusan Warga Kota Yogyakarta Serukan Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden

Politikus PDIP ini juga akan menghadirkan pasar yang melariskan penjualan pajale, salah satunya jajaran Pemprov Jateng sendiri.

"Pemerintah mesti hadir memberikan insentif kepada petani. Kalau perlu off-takernya dari pemerintah sehingga petani merasa mendapatkan keuntungan yang wajar ya. Ini yang mesti kita dorong," kata Ganjar.

Adapun, bersadarkan data Pemprov Jateng, realisasi produksi padi hingga September 2022 mencapai 8.238.177 ton dan akan mencapai 9.579.069 ton di akhir tahun.

Sementara, produksi jagung pada periode yang sama mencapai 3.047.712 ton dan kedelai 47.246 ton.

Selain pajale, Ganjar juga akan mengoptimalkan politik pupuk untuk menghadapi potensi krisis pangan 2023.

Ganjar menjelaskan, langkah ini dilakukan karena subsidi pupuk Jateng masih cukup terbatas.

"Soal politik pupuk nih, karena subsidi pupuk kita itu terbatas sekali dan jumlahnya secara kuantitas juga kurang. Maka hari ini coba kita dampingi dengan pupuk organik," tuturnya.

Ganjar mengatakan, saat ini Pemprov Jateng sedang gencar melakukan operasi terhadap sejumlah distributor dan pengecer pupuk untuk memantau kuantitasnya.

Pria 53 tahun ini mendorong agar keduanya tidak mempersulit petani agar produksi pertanian bisa segera terserap pasar.

"Sekarang lagi saya operasi beberapa distributor, pengecer, untuk kita bisa tahu berapa kuantitasnya dan jangan dipersulit petaninya untuk bisa membeli. Hanya memang penggunaan pupuk secara berimbang ini mesti dikontrol oleh para penyuluh. Jadi ini cukup kholistik," tuturnya.

Di samping pajale dan politik pupuk, Ganjar juga memantau berbagai potensi yang dimiliki Jateng.

Salah satunya adalah Learning Center Bawang Putih hasil kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).(chi/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler