Hadapi Timwas COVID-19 DPR, Anies Beber Ikhtiar Pemprov DKI Atasi Corona

Kamis, 16 April 2020 – 22:18 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tim Pengawas Penanggulangan COVID-19 DPR menyoroti sejumlah persoalan dan langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menghadapi persoalan pandemi virus corona.

Salah satunya anggota Timwas COVID-19 DPR John Kenedy Aziz menanyakan langkah yang akan diambil Anies jika pandemi global itu makin besar.

BACA JUGA: Ungkap Data, Anies Baswedan Sebut Kondisi Jakarta Makin Mengkhawatirkan

“Langkah-langkah apa yang akan diterapkan bilamana masalah COVID-19 ini tidak berhenti, bahkan akan lebih dahsyat di kemudian hari?” ujar John saat rapat Timwas COVID-19 DPR dengan Anies secara virtual, Kamis (16/4).

John juga bertanya apakah ada rumah sakit di DKI Jakarta menolak pasien yang diduga terjangkiti virus mematikan itu. “Apakah semua RS termasuk swasta juga menangani atau menerima pasien-pasien terpapar corona?” kata dia.

BACA JUGA: Timwas Covid-19 Nilai Penerapan PSBB di DKI Masih Setengah Hati, Begini Alasannya

Dalam rapat virtual itu anggota Timwas COVID-19 DPR Sodik Mudjahid meminta Anies menyampaikan proyeksi tentang kapan pandemi virus corona akan berakhir. “Pak Gubernur, saya percaya kepada tim anda. Mohon diberikan kepada kami, proyeksi-proyeksi pandemi ini dengan tiga asumsi,” katanya.

Politikus Partai Gerindra itu menjelaskan, asumsi pertama adalah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa berjalan 100 persen. Kedua, asumsi PSBB hanya berjalan 50 persen. Ketiga, dengan asumsi PSBB hanya berjalan 20 persen sampai 30 persen.

BACA JUGA: PKS Sudah Memvonis PSBB Jakarta Tidak Efektif

“Dengan tiga asumsi itu, kapan ini berakhir?” kata Sodik dalam rapat. “Memang, semua orang katakan tidak bisa diprediksi, tetapi saya kira pendekatan statistik, sejarah-sejarah pandemi dan angka-angka yang disampaikan, bisa melakukan pendekatan itu.”

Merespons pertanyaan itu Anies mengatakan, berbagai kalangan memang melakukan proyeksi. Namun, dia mengusulkan agar Timwas COVID-19 DPR mengundang ahli epidemiologi yang bisa memaparkan proyeksi soal akhir pandemi COVID-19.

“Kami pun mendengar dari mereka, tetapi karena ini bukan satu arah kebijakan, tetapi proyeksi saintifik, lebih baik kami mengansumsikan ini akan panjang sehingga kami siap,” kata Anies dalam rapat itu.

“Bila pendek, alhamdulillah, tetapi bila kami asumsi pendek ternyata panjang maka keteteran nanti,” tambahnya.

Anies menegaskan, belum ada satu pun negara yang tahu kapan pandemi virus corona akan berakhir. Dia menjelaskan, Kota Wuhan di Tiongkok masih menghadapi COVID-19 meski ibu kota Provinsi Hubei itu sudah mengalami pandemi selama empat bulan.

“Di Jakarta juga harus bersiap untuk periode agak panjang. Mudah-mudahan cepat selesai. Kalau cepat selesai, leluasa bergerak lagi. Kalau panjang, harus bersiap,” kata Anies.

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) itu juga menjawab pertanyaan ihwal kesiapan Pemprov DKI Jakarta  bila angka kasus COVID-19 terus membesar. “Kalau ditanya kesiapan infrastruktur, kesiapan kami amat terbatas,” tegasnya.

Oleh karena itu Anies menegaskan, pihaknya harus bekerja ekstra agar kasus COVID-19 di wilayah ibu kota tidak melonjak. Itulah sebabnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak awal sudah mengusulkan pembatasan di wilayah ibu kota.

Anies menegaskan, Pemprov DKI telah menututp terminal bis antarkota antarprovinsi (AKAP) dengan harapan virus corona tidak menuar ke daerah lain. “Kami yakni dengan adanya pembatasan insyaallah bisa menekan tingkat penularan,” kata Anies.(boy/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler