Hadiah Rp 14 Miliar Untuk yang Menangkap Putin Hidup atau Mati

Kamis, 03 Maret 2022 – 14:21 WIB
Demonstran mengambil bagian dalam protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina, di Trafalgar Square, di London, Inggris, Rabu (2/3). Foto: John Sibley/Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha asal Rusia Alex Konanykhin menawarkan hadiah USD 1 juta atau sekitar Rp 14,5 miliar untuk menangkap Presiden Vladimir Putin.

Konanykhin mengumumkan tawarannya itu dalam sebuah unggahan di media sosial.

BACA JUGA: Bicara Konflik di Ukraina, SBY Tidak Singgung Rusia dan Putin

"Saya berjanji membayar $1.000.000 kepada petugas yang sesuai dengan kewajiban konstitusional mereka menangkap Putin sebagai penjahat perang, di bawah hukum Rusia dan internasional," bunyi pernyataan Alex Konanykhin di LinkedIn.

Menurutnya, Vladimir Putin bukan Presiden Rusia karena berkuasa dari operasi yang melanggar konstitusi.

BACA JUGA: Gara-gara Putin, Rusia Dilarang Ikut Piala Dunia dan Kompetisi Sepak Bola Eropa

Unggahan Konanykhin itu disertai dengan gambar Putin dan kata-kata "Dicari: Mati atau Hidup Vladimir Putin untuk pembunuhan massal".

"Sebagai seorang etnis Rusia dan warga negara Rusia, saya melihatnya sebagai kewajiban moral. Saya akan melanjutkan bantuan saya ke Ukraina dalam upaya menahan serangan gencar Orda Putin," tuturnya.

BACA JUGA: Warga Rusia Sudah Meminta Maaf kepada Ukraina, Presiden Putin Menyusul?

Kata orda merujuk kepada gerombolan dalam konotasi negatif, geng pemangsa dan penjarah.

Menurut sebuah artikel di The Washington Post, Alex Konanykhin belajar di Moscow Institute of Physics and Technology sebelum keluar dan membuka koperasi mahasiswa konstruksi.

Dia kemudian menggeluti bisnis seperti perbankan, saham dan real estat. Pada 1992 perusahaannya bernilai sekitar USD 300 juta.

Konanykhin pernah ditangkap di Amerika Serikat, tepatnya pada 1996.

Dia dan istrinya ditahan di Negeri Paman Sam dengan tuduhan melanggar persyaratan visa AS mereka.

Konon kasus ini dipicu setelah pihak berwenang Rusia mengeklaim bahwa Konanykhin menggelapkan USD 8 juta dari Russian Exchange Bank di Moskow.

Selama persidangan, Konanykhin bersaksi bahwa beberapa asisten perusahaannya menekannya, yang membuat dia pindah ke Hongaria.

Di Hongaria, Konanykhin kembali mendapat ancaman, yang membuatnya melarikan diri ke Republik Ceko hingga ke New York.

Pada akhirnya Konanykhin dibebaskan dari tahanan dan akhirnya diberikan suaka politik.

Namun, beberapa tahun kemudian, Board of Immigration Appeals mencabut suaka politiknya.

Intinya, Konanykhin memiliki sejarah panjang yang bergejolak dengan pemerintah Rusia. (mc/wp/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler