Hadir di Indonesia - Australia TSF 2019, Ditjen Hubla: Kami Ajukan Kerja Sama

Kamis, 28 Maret 2019 – 17:17 WIB
Kementerian Perhubungan kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia-Australia Transport Safety Forum (TSF) 2019 yang digelar di Hotel Inaya Putri, Nusa Dua, Bali, Kamis (28/3). Foto dok Hubla

jpnn.com, NUSA DUA - Kementerian Perhubungan kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia-Australia Transport Safety Forum (TSF) 2019 yang digelar di Hotel Inaya Putri, Nusa Dua, Bali, Kamis (28/3).

Pertemuan ini merupakan forum tertinggi di bidang transportasi antara Indonesia dan Australia ini dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono.

BACA JUGA: 5 Pelabuhan ini Akan Dijadikan Proyek Percontohan

Kemudian Secretary of Department of Infrastructure, Regional Development and Cities Australia, Pip Spence hadir membawa sebanyak 22 orang delegasi.

Adapun delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan Ditjen Perhubungan Darat, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Basarnas, BPTJ dan KNKT.

BACA JUGA: Indonesia dan Australia Bakal Berbagi Informasi

"Kami sangat tertarik untuk bekerjasama dengan Australia untuk mengikuti rule Australia, terutama mengenai masalah keselamatan," ujar Djoko.

Sebelumnya, masing-masing ketua delegasi telah melakukan Executive Morning Meeting yang dilaksanakan secara paralel dengan Pertemuan Working Group yang dibagi menjadi tiga, yaitu Working Group Transportasi Darat, Working Group Transportasi Udara, dan Working Group Transportasi Laut. 

BACA JUGA: Ditjen Hubla Bahas SOP Penanggulangan Pencemaran Laut dengan AMSA

Setelah itu, hasil pembahasan pada masing-masing Working Group dibahas pada sesi selanjutnya dalam Sidang Plenary TSF.

Bertindak sebagai ketua delegasi Indonesia dalam Working Group Transportasi Laut, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad, mengungkapkan ada beberapa topik yang menjadi pembahasan pada sub sektor transportasi laut.

Antara lain terkait dengan Pemilihan Anggota Dewan IMO dan IMO Council Reform, Keselamatan Maritim (Maritime Safety), serta Perlindungan Lingkungan Laut (Marine Environment Protection).

"Kami mengajukan kerja sama untuk menyelenggarakan pelatihan dan juga benchmarking terkait pemeriksaan peti kemas yang aman dan penerapan berat kotor yang terverifikasi,” tutur Ahmad.

Selain itu, terkait Maritime Safety, Indonesia juga menyampaikan tentang penetapan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok dan juga pentingnya peran Vessel Traffic Services (VTS), dalam hal ini VTS Benoa, bagi TSS di kedua Selat tersebut.

“Untuk itu, kami juga mengajukan kerja sama peningkatan kapasitas SDM dalam bentuk pelatihan bagi operator dan supervisor VTS,” ungkap Ahmad.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelabuhan Marunda Diharapkan Tetap Bisa Beroperasi


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler