BACA JUGA: Jumlah Wisman Naik Signifikan
Oleh karena itu, pertemuan APEC tahun ini dan khususnya pertemuan para menteri di Sapporo menjadi sangat penting, karena kita akan sama-sama melihat apakah Bogor Goals untuk menciptakan perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas di kawasan Asia-Pasifik telah dicapai, khususnya oleh ekonomi maju anggota APEC," jelas Mendag, dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Perdagangan RI (Kemdag), Jakarta, Selasa (1/6).Disebutkan lagi, dalam pertemuan kali ini, APEC yang beranggotakan 21 negara - Australia, Brunei, Kanada, Cile, RRT, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korsel, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, PNG, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, China Taipei, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam - itu juga akan membahas sejumlah isu strategis yang akan mewarnai perjalanan kerjasama organisasi tersebut ke depan
Dijelaskan Mendag, prakarsa konektivitas ini sendiri bertujuan untuk lebih mendukung kelancaran arus barang, jasa, investasi dan pelaku usaha, di antara lingkungan ekonomi APEC
BACA JUGA: Barang China Makin Kuasai Pasar Indonesia
Dalam pembahasan awal, lanjut Mendag, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia selalu menekankan pentingnya peningkatan konektivitas domestik, serta untuk itu memberikan penekanan pada peningkatan infrastruktur nasional melalui promosi investasi di sektor ini.Mari pun menerangkan, para menteri perdagangan APEC juga direncanakan membahas strategi pertumbuhan bagi forum kerjasama yang memasuki usia ke-21 tahun ini
BACA JUGA: Panen Raya, Harga Gabah Naik
"Untuk itu, para menteri akan mengkaji kemungkinan diterapkannya pendekatan baru kerjasama APEC yang mengacu pada pembangunan yang inklusif, berimbang, berkesinambungan, aman dan berbasis pengetahuan," tukasnya.Lebih jauh, Mari menambahkan bahwa pendekatan-pendekatan itu sebenarnya telah diimplementasikan dalam berbagai prakarsa dan program kerja APEC selama iniNamun perkembangan dunia belakangan ini, katanya pula, menuntut kita semua untuk menerapkan pendekatan yang komprehesif dan sinergik.
"Pendekatan inklusif, misalnya, ditujukan untuk memberikan perhatian lebih besar pada kelompok masyarakat yang paling menghadapi krisis ekonomi maupun arus globalisasiPendekatan ini perlu dikombinasikan dengan pendekatan lainnya, sehingga proses integrasi ekonomi regional dan global dapat memberi lebih banyak manfaat dan meminimalkan dampak negatifnya," sebut Mendag(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembatasan Subsidi Tak Sentuh Rakyat Miskin
Redaktur : Tim Redaksi