Hadiri Haflah Takharruj Pondok Pesantren Daar El Manshur, Ini Pesan HNW kepada Santri

Senin, 24 Juni 2024 – 15:35 WIB
Wakil Ketua MPR Dr. H.M. Hidayat Nur Whaid atau HNW dalam Haflah Takharruj Pondok Pesantren Daar El Manshur Tahun Ajaran 2023 – 2024 di Aula Pondok Pesantren di Depok pada Sabtu (22/6). Foto: MPR RI.

jpnn.com, DEPOK - Wakil Ketua MPR Dr. H.M. Hidayat Nur Whaid atau HNW menyampaikan pesan dan nasihat kepada para santri angkatan pertama yang telah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Daar El Manshur, Depok, Jawa Barat.

Dia mengatakan pesantren tidak hanya membekali para santri dengan iman, ilmu, dan amal, tetapi semuanya disatupadukan dalam iman yang nyata.

BACA JUGA: Wacana Duet Anies-Kaesang di Pilkada Jakarta, HNW: Wajarnya PKS Mengajukan Cawagub 

Sehingga amal yang bisa dijalankan dalam kerja dan aktivitas yang nyata.

Kesatupaduan itu menjadi kebiasaan di pondok pesantren.

BACA JUGA: HNW Tegas Ingatkan Indonesia Jangan Ikut-ikutan Thailand Legalkan Pernikahan Sejenis

Menurut dia, pesantren telah memberikan arah dan modal yang luar biasa bermanfaat untuk para santri agar mereka bisa berkhidmat bagi kebaikan umat, bangsa dan negara.

“Sesuatu agar bisa menjadi tabiat, perlu dibiasakan dan diulang-ulang. Komunitas yang baik untuk melakukan ini adalah Pondok Pesantren. Para santri berada di pesantren selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu bersama para ustad dan ustadzah ,” kata HNW dalam Haflah Takharruj Pondok Pesantren Daar El Manshur Tahun Ajaran 2023 – 2024 di Aula Pondok Pesantren di Depok pada Sabtu (22/6).

BACA JUGA: Terima Delegasi Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa & Palestina, HNW: Mereka Bangga

Inaugurasi ini dihadiri Muwakif H. Manshur, Ketua Yayasan Al Manshuriyah Jaya H. Alwi, Lc, Dr Hery Purwosusanto, Dewan Guru Pondok Pesantren Daar El Manshur, serta para santri dan wali santri.

Menurut HNW, pondok pesantren memberikan sesuatu yang bermanfaat dan mashlahat untuk para santri, sehingga menjadi bekal utama mereka nantinya saat mengabdi bagi negeri.

HNW mengutip hymne lagu “Oh Pondokku” yang menyebutkan “Ibuku adalah Pondok Pesantren”.

“Kami diingatkan bahwa sesungguhnya kita punya tiga ibu. Pertama adalah Ibu Pertiwi, Indonesia ini. Kedua adalah Ibu kandung. Ketiga, ibuku adalah pondokku. Seorang Ibu pasti mengajarkan anaknya sesuatu yang terbaik, yang mashlahat, dan yang membawa kebaikan kepada anak-anak mereka," tuturnya.

"Pesantren juga mengajarkan pentingnya berbakti pada Ibu dan larangan berlaku durhaka kepada semua jenis Ibu,” ujarnya.

Oleh karena itu, HNW mengingatkan para santri mengingat erus kebaikan para pimpinan pondok pesantren, para kiai, ustad dan ustadzah, serta para guru.

“Karena mereka mengajarkan kepada kita untuk terbiasa serius, bekerja keras, berpikir cerdas dan beramal Ikhlas dan berbakti kepada Ibu,” jelasnya.

HNW mengungkapkan nilai-nilai pesantren itu perlu dihayati dengan benar.

“Berkah dari belajar di pesantren, karena sudah mendarah daging dan menjadi jati diri kami. Maka kami terbiasa untuk berusaha menguasai ilmu pengetahuan, terbiasa belajar keras, termasuk juga terbiasa berolahraga,” tuturnya. 

Di depan para santri, HNW menceritakan pengalamannya ketika memimpin lembaga MPR menghadapi persoalan terkait pidato pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipilih secara langsung pada tahun 2004.

“Kaidah di pesantren mengajarkan bahwa sunah tidak boleh mengalahkan yang wajib. Yang wajib harus didahulukan ketimbang yang sunnah. Sukses pelantikan Presiden dan pergantian kekuasaan secara damai adalah wajib, sedangkan pidato adalah sunnah” katanya. 

Keberhasilan dalam pelantikan presiden, lanjut HNW, tidak lepas dari pengalaman selama berada di pesantren.

“Di pesantren kami dibiasakan untuk bertanggungjawab, mencari solusi, bekerjasama, berani mengambil keputusan, berani berkomunikasi. Karena itu, kebiasaan yang santri dapatkan di pesantren maknailah bahwa itu sesuatu yang sangat berharga,” kata Santri alumni Pondok Modern Darussalam Gontor ini.

“Ikuti saja, jalani semuanya, apa yang diarahkan ustadz dan ustadzah. Jalani secara maksimal, ikuti dengan Ikhlas, ikuti dengan semangat, ikuti dengan gairah penuh dengan kemauan untuk turut dikembangkan,” sambungnya. 

HNW menambahkan, pesantren sekarang ini merupakan entitas yang sama legalnya dengan sekolah umum.

Oleh karena itu, alumni pesantren sama haknya dengan alumni sekolah umum untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

“Kami, alumni Pesantren yang ada di Parlemen, sudah berhasil menghadirkan payung hukum berupa UU Pesantren. Maka aspek legal sudah ada, pintu sudah dibukakan lebar-lebar," ujarnya.

"Kami sudah bentangkan karpet merah seluas-luasnya, tinggal para santri untuk melanjutkannya, bahkan melanjutkan kiprah bagi umat, bangsa, dan negara. Apakah menjadi penerus pesantren, pimpinan ormas, pimpinan lembaga negara, pimpinan kampus, ekonom, pebisnis, atau apa saja," pungkas HNW. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Depan Ribuan Santri, HNW: Lanjutkan Kiprah Para Kiai untuk Kemajuan Umat Bangsa


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI   HNW   santri   pondok pesantren  

Terpopuler