Hadirkan Konsep One Stop Solution, EDUFECTA jadi Bagian Penting Transformasi Pendidikan

Selasa, 20 Desember 2022 – 13:44 WIB
EDUFECTA menggelar roadshow ke seluruh PTS di Indonesia. Foto: TIC

jpnn.com, JAKARTA - Komisaris Utama PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH), Sean William Henley mengatakan Indonesia akan tumbuh menjadi powerhouse dalam peta ekonomi global dalam beberapa dekade mendatang.

“2050 akan menjadi momentum ketika Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 dunia,” ujar Sean.

BACA JUGA: Berkat Hetero Space yang Diinisiasi Ganjar, Omzet Kripik Tempe ini Naik Hingga 80 %

Optimisme proyeksi ekonomi Indonesia ini muncul dalam riset terbaru Global Economics Paper yang dirilis Goldman Sachs baru-baru ini. Proyeksi ini memperkuat riset beberapa institusi global lainnya.

Menurut Sean, cerahnya potensi ekonomi Indonesia tak boleh membuat kita lengah. Sebab, proyeksi ekonomi disusun atas berbagai asumsi yang melibatkan begitu banyak komponen yang terkait dengan daya saing suatu negara.

BACA JUGA: Gandeng Ratusan Pelajar, Odysee Education Donasikan Karyanya untuk Kelestarian Hutan

Salah satunya adalah transformasi di bidang infrastruktur yang sudah mendapat perhatian serius oleh pemerintah saat ini.

“Namun, ini harus dibarengi dengan transformasi di berbagai bidang lain, agar titik-titik lemah dalam struktur daya saing Indonesia bisa terus diperkuat. Salah satu yang harus serius diperhatikan adalah transformasi sektor pendidikan,” sebutnya.

BACA JUGA: Dewan Komisaris PT PP Tinjau 3 Proyek di Bali, Begini Progresnya

Hal ini lantaran kualitas sektor pendidikan di negara-negara maju menjadi bukti empiris betapa pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa.

edutech tidak hanya sebatas konsep e-learning atau meng-online-kan proses belajar mengajar, tapi lebih luas dari itu, karena mencakup skema Learning Management System (LMS).

Skema inilah yang dikembangan oleh PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) melalui platform EDUFECTA.

CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (EDUFECTA) Ucu Komarudin menyebut, melalui kolaborasi dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), tidak kurang dari 1.000 kampus di Indonesia telah merasakan manfaat dari hibah optimalisasi pemanfaatan EDUFECTA.

Selain itu, 800 perguruan tinggi yang tergabung dalam Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) juga masuk dalam ekosistem besar EDUFECTA.

“Dengan konsep one stop solution, EDUFECTA kini menjadi bagian penting dari gerakan besar transformasi pendidikan tinggi di Indonesia. Transformasi ini krusial dalam peningkatan daya saing untuk membawa Indonesia tumbuh menjadi raksasa ekonomi dunia di masa depan,” terang Ucu.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler