jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir menanggapi keputusan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yaitu Pertalite menjadi Rp 10.000 dan solar menjadi Rp 6.800 per Sabtu (9/3).
Pemerintah beralasan kenaikan harga tersebut terkait dengan peningkatan subsidi dari APBN, yaitu mengalihkan subsidi sehingga kedua jenis BBM tersebut mengalami penyesuaian.
BACA JUGA: Ini Serius, Buruh Siap Demo hingga Desember Menolak Kenaikan Harga BBM
Hafisz menilai keputusan pemerintah tersebut sangat memberatkan rakyat. Dalam situasi sulit sekarang seharusnya pemerintah maupun masyarakat memiliki sense of crisis yang tinggi.
“Rakyat sudah menjerit harga-harga naik. Menahan subsidi memang beratkan APBN, tetapi menaikkan harga BBM subsidi lebih memberatkan nasib rakyat,” ujar Hafisz dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, Sabtu (3/9).
BACA JUGA: Menolak Keras Kenaikan Harga BBM, PKS Walk Out dari Sidang Paripurna
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengingatkan, jika harga BBM tersebut naik, pasti semua produk atau kebutuhan pokok akan naik.
‘’Karena BBM itu berkontribusi pada 15 hingga 20 persen dari komponen harga produksi,” ujar Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI tersebut.
BACA JUGA: Gelar Demo di Gedung DPR, HMI Heran Pemerintah Fokus Ekonomi Tetapi BBM Dinaikkan
Untuk membantu masyarakat miskin dan rentan, pemerintah menyediakan tambahan bantuan sosial Rp 24,17 triliun kepada 20,65 juta KPM (kelompok/keluarga penerima manfaat).
Yaitu, mereka yang masuk 40 persen tak mampu yang diberi bantuan Rp 150.000 selama empat kali dengan total Rp 600.000.
Selanjutnya, anggaran Rp 9,6 triliun untuk bantuan subsidi upah sebesar Rp 600.000 bagi 16 juta pekerja dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta.
Selanjutnya, dana bantuan oleh pemerintah daerah dengan menggunakan 2 persen Dana Transfer Umum yang berasal dari APBN (DAU dan DBH) sebesar Rp2,17 triliun untuk membantu angkutan umum, ojek, dan nelayan serta bansos tambahan. (mrk/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi