jpnn.com - JPNN.Com - Australia tidak hanya menganggap serius insiden di fasilitas militernya yang dianggap menyinggung Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menteri Pertahanan Australia Marise Payne juga memastikan negaranya tidak merekrut perwira TNI sebagai mata-mata.
Payne menyatakan hal itu itu sebagai klarifikasi atas pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. “Australia punya hubungan yang jujur dan terbuka dengan militer Indonesia,” ujar Payne dalam wawancara dengan ABC sebagaimana dikutip laman The West Australian, Kamis (5/1).
BACA JUGA: ADF Diduga Hina Pancasila, Begini Kata Fadli Zon
Menurutnya, Australia dan Indonesia punya hubungan baik di bidang pertahanan. Bahkan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu juga berniat mengunjungi Australia pada Februari mendatang.
Bantahan Payne semakin menambah bumbu ketegangan antara militer Indonesia dan Negeri Kanguru itu pasca-keputusan TNI menghentikan kerja sama dengan Australian Defence Force (ADF). Keputusan itu menyusul insiden di salah satu tempat pelatihan militer Australia di Perth yang dianggap melecehkan Pancasila.
BACA JUGA: TNI dan Australia, Jokowi: Ini Masalah Prinsip
Sebelumnya, Jenderal Gatot dalam wawancara dengan ABC pada November 2015 memang menyebut Australia akan merekrut perwira-perwira TNI sebagai sumber informasi atau mata-mata. “Setiap ada sekolah, lima sampai sepuluh besar terbaik akan dikirim ke Australia. Itu terjadi sebelum saya jadi Panglima TNI,” ujarnya.
Namun Payne menyatakan, Australia tidak akan berupaya memengaruhi atau merekrut perwira TNI sebagai mata-mata. “Ini tidak terjadi dan itu adalah sesuatu yang tentunya tidak akan kami setujui,” tegasnya.(ara/jpnn)
BACA JUGA: Agus: Australia Merobek Hati Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Catatan Putus Sambung TNI dan Tentara Australia
Redaktur & Reporter : Antoni