jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak diserang isu yang menyebutnya sebagai pemilik saham PT Wahana Artha Raya yang dikaitkan dengan PT Lapindo Brantas. Isu itu mengemuka setelah GNPF Ulama memutuskan mendukung duet Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Namun, Martak menepis isu itu. Dia menyebut isu itu bernuansa politis dan dibuat pihak tak bertanggung jawab.
BACA JUGA: KPU Izinkan Jokowi Pakai Pesawat Kepresidenan, Asalkan...
"Jadi pas 2008 saya telah menjual atau melepaskan kepemilikan saham saya di PT Wahana Artha Raya. Jadi tidak ada kaitannya utang piutang (PT Lapindo) sama sekali," kata Martak di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta, Senin (24/9).
Martak menegaskan, perusahaannya juga tak punya niat sedikit pun untuk merugikan negara. Dia merasa sebagai sosok berintegritas.
BACA JUGA: Siapa Lebih Milenial, Jokowi - Maruf atau Prabowo - Sandi?
"Pengurus GNPF Ulama insyaallah adalah orang-orang yang mempunyai integritas moral yang teruji," tambahnya.
Untuk itu, Martak sengaja menyampaikan klarifikasi guna menepis segala tuduhan miring yang menyudutkannya terkait dengan utang negara. "Saya sampaikan ini semata untuk menjawab fitnah keji yang disampaikan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab bukan hanya untuk mendiskreditkan nama baik saya tetapi juga GNPF Ulama," imbuhnya.
BACA JUGA: KMN Dukung Jokowi - Maruf Amin
Sebelumnya di medsos berseliweran isu yang menyebut Martak punya utang ke pemerintah. Dia menjaminkan seluruh asetnya di PT Lapindo Brantas kepada pemerintah untuk membayar korban lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur.(cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon: Kampanye Damai Jangan Cuma di Mulut
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan