Hah? Tiket Pesawat Jakarta-Papua Bisa Tembus Rp 24 Juta

Selasa, 09 Agustus 2016 – 06:45 WIB
Ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAYAPURA - Sejumlah anggota rombongan Gubernur Papua Lukas Enembe harus merogoh kocek dalam untuk mendapatkan tiket pulang dari Jakarta ke Jayapura.

Mereka yang pekan kemarin mendampingi Gubernur menyelesaikan persoalan yang dialami mahasiswa dan pelajar Papua  di Jogjakarta, sempat tertahan di Jakarta. 

BACA JUGA: Syukurlah..Proyek Gedung DPRD 20 Miliar Dibatalkan

Dari informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, beberapa pejabat yang terpaksa harus segera balik ke Jayapura karena urusan dinas seperti Ketua MRP Mathius Murib, Sekda Provinsi Papua TEA Herry Dosinaen, Kepala Satpol PP Provinsi Papua Alex Korwa dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Max ME Olua harus menebus harga tiket antara Rp 11 juta hingga Rp 24 juta. 

Kepala Bagian Protokol, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Papua, Gilbert R Yakwart, mengeluhkan harga tiket yang bombastis. Mahalnya harga tiket ini membuat Gilbert bingung saat mengurus tiket rombongan.

BACA JUGA: Kalah Teknologi Alutsista, TNI AL Tetap Bangga Berlatih dengan AS

Melambungnya harga tiket ini menurut Gilbert membuat beberapa anggota rombongan terpaksa tertahan lantaran belum adanya seat yang kosong untuk penerbangan ke Jayapura. “Kalau pun ada seat, harganya mahal sekali. Harga tiket bisa mencapai Rp 7 sampai Rp 8 juta dan bahkan ada yang lebih dari itu. Sementara alokasi dana untuk tiket Jakarta-Jayapura yang disiapkan hanya sekitar Rp 4 juta hingga Rp 6 juta,” tuturnya, Senin (8/8).

Gilbert menyebutkan, beberapa pejabat Pemprov Papua yang harus segera kembali ke Jayapura untuk kepentingan dinas terpaksa harus membeli tiket yang harganya tidak wajar. ”Ini yang jadi masalah, kenapa harga tiket bisa melambung begini. Bahkan Pak Sekda pulang dengan harga tiket yang mencapai Rp 24 juta dan Kasatpol PP dapat tiket Rp 14 juta. Ini sungguh mengherankan sehingga kami harapkan pemerintah pusat dan maskapai penerbangan bisa secepatnya menyikapi hal ini,” pintanya.

BACA JUGA: Bikin Meme Mertua, Dituntut 18 Bulan Penjara

Disinggung mengenai adanya permintaan Dirjen Perhubungan Udara yang meminta bukti screenshoot tiket yang diduga tidak wajar, Gilbert mengatakan, pihaknya memiliki bukti-bukti tersebut dan siap menyerahkan ke Kementerian Perhubungan apabila memang diperlukan. “Bukti tiketnya ada di kantor. Kalau memang diperlukan, kami akan berikan bukti tersebut,” pungkasnya. 

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Max ME Olua yang dikonfirmasi mengaku membeli tiket kelas bisnis dari Jakarta tujuan Jayapura seharga Rp 11 juta pada Kamis (4/8) malam. 

“Saya minta staf yang ada di Jakarta, awalnya dia mendapat informasi kalau seluruh penerbangan ke Papua full. Namun tidak lama kemudian dia hubungi lagi dan menyampaikan ada satu seat namun harganya Rp 11,7 juta. Tapi karena time limitnya lewat, tiket tersebut sudah diambil orang lain. Staf saya kemudian mencari lagi dan dapat seharga Rp 11 juta,” ungkap Olua yang dihubungi Cenderawasih Pos tadi malam.

Namun saat tiba di ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta, Max Olua mendapati beberapa penumpang yang harga tiketnya bervariasi yang harga tiketnya hanya sekitar Rp 3 jutaan. Dirinya lebih heran lagi saat naik ke pesawat dan mendapati beberapa kursi di kelas bisnis yang kosong.

“Ada sekitar tiga kursi di kelas bisnis yang kosong, padahal sebelumnya dikatakan seat penuh. Ini ada apa sebenarnya. Bahkan staf saya yang menguruskan tiket mendapat informasi kalau seat dari jakarta agak longgar di atas tangal 11 Agustus,” ungkapnya. (yan/nat/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayat Bayi Dalam Koper Terlacak X-Ray di Bandara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler