Haji Lulung: Seandainya Presiden Tetap di Istana...

Minggu, 06 November 2016 – 05:59 WIB
Abraham Lunggana alias Haji Lulung. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut demo 4 November ditunggangi aktor politik, juga memicu reaksi dari kalangan partai politik (parpol).

Meski tidak menyebut spesifik siapa aktor politik yang dimaksud, namun publik sempat berspekulasi dan mengaitkan hal itu dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
 
Apalagi, sebelumnya SBY mengeluarkan pernyataan bahwa dia mendapat informasi jika dirinya dituding ikut membiayai demo tersebut.

BACA JUGA: Presiden Minta Gelar Perkara Ahok Disiarkan Live!

Hal itu lantas dikait-kaitkan dengan majunya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kontestasi Pilkada DKI untuk menantang petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
 
Karena itu, Tim Sukses Agus-Silvy yang juga politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Abraham Lunggana langsung bereaksi.

Menurut pria yang biasa disapa Lulung itu, pemerintah terkesan panik menghadapi aksi damai bela Islam 4 November lalu.
 
Kesan dimaksud, muncul saat Presiden Jokowi menggelar jumpa pers buah dari rapat terbatas jelang tengah malam, setelah bentrokan segelintir massa aksi dengan aparat mereda.

BACA JUGA: Soal Kasus Ahok, Polri Buka Peluang Konsultasi dengan Komisi III

”Apalagi, Pak Joko Widodo mengatakan aksi tersebut ditunggangi beberapa tokoh politik,” ucap dia.
 
Lulung memantau perkembangan setelah ikut beraksi lewat media-media massa.

”Itu sangat tidak benar. Seandainya kami tidak hadir di aksi itu, tetap saja ratusan ribu umat Islam akan datang. Karena itu panggilan hati masing-masing,” jelasnya.
 
Dia menyatakan, semua orang tahu kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok sudah menjadi isu nasional.

BACA JUGA: Rahasia di Balik Kekuatan Pasukan Asmaul Husna Polri

Semua masyarakat memperhatikan itu. Dia dan rekan-rekannya sesame politikus berpartisipasi sebagai warga negara.
 
”Dan saya ini muslim,” sambung dia.
 
Setiap warga negara, kata dia, berhak mennyampaikan aspirasi. Oleh sebab itu, dia menangkap kesan panik di balik tudingan presiden tersebut.

Dia menyatakan, presiden tahu persis bahwa akan ada aksi besar-besaran pada 4 November. Seharusnya presiden fokus.

Yang cukup disayayangkan, presiden malah meninggalkan istana hanya untuk memantau proyek. Agenda memantau proyek itu, dianggap tidak begitu urgen.

Dia mengatakan, para peserta aksi sangat berharap mendapat sambutan baik dari presiden langsung.
 
”Seandainya presiden tetap di istana, menyambut perwakilan masa dengan baik, saya yakin tidak akan terjadi chaos,” ujar dia.
 
Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Politikus Partai Gerindra itu berpandangan sama dengan Lulung.

Nah sekarang, kata Fadli, yang terpenting pemerintah mengambil langkah-langkah serius.
 
”Jokowi harus segera menuntaskan masalah ini. Supaya masyarakat dapat melihat bawa Jokowi tidak memihak ke Ahok,” tegas dia.

Demikian pula Fahri Hamzah dari PKS. Dia mendukung aksi tersebut karena dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahkan Fahri mempersilakan para pendemo ke Gedung DPR, setelah beraksi. (dod/ydh/sam/jpnn)
 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI dan Kapolri Sudah Endus Penyusup Aksi 4 November


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler