Hak Jawab Merpati Airlines

Rabu, 23 Februari 2011 – 19:09 WIB
HAK JAWAB
PTMerpati Nusantara Airlines


Atas Pemberitaan berjudul “Karyawan Merpati Desak Perbaikan Manajemen” edisi Senin, 21 Februari 2011, mohon diberikan hak kami untuk menaggapi dan meluruskan pemberitaan tersebut sebagai berikut :

Terhadap apa yang disampaikan oleh Sdr

BACA JUGA: Transaksi Kartu Kredit BCA Rp 26,5 Triliun

Indra Topan banyak hal yang tidak benar bahkan berbau kebohongan dan fitnah sehingga perlu diluruskan
Sampai dengan sekarang, Direksi yang baru (dilantik 27 Mei 2010) tetap menjalankan Perencanaan Bisnis yang sudah disetujui Pemerintah, walaupun secara paralel sedang mengajukan usulan penyesuaian Business Plan 2011-2015 dengan mengantisipasi dan merancang posisi Merpati di tengah-tengah pertumbuhan airlines business di Indonesia dan regional dalam 5-10 tahun ke depan.

Benar kondisi perusahaan pada semester I 2010 sangat parah dimana pesawat jet yang dioperasikan saat itu hanya 6-7 pesawat dari 13 pesawat yang tersedia, selebihnya dalam keadaan rusak karena tidak ada dana untuk menghidupkan dan melakukan perawatan

BACA JUGA: Garuda Pindah Terminal di Bandara Changi

Kondisi keuangan perusahaan juga sangat memprihatinkan dengan kerugian selama 5 bulan pertama di tahun 2010 (Januari-Mei 2010) sudah mencapai 54 miliar, hutang current kepada lessor dan supplier sudah sangat besar sehingga mereka selalu mengancam mau menarik pesawat dan engine sewa
Bahkan hutang avtur current ke Pertamina sudah mencapai 20 miliar.

Namun memasuki semester II tahun 2010, kondisi perusahaan berangsur membaik

BACA JUGA: IHSG Diselimuti Sentimen Negatif

Setelah dilakukan renegosiasi dan revitalisasi armada, maka jumlah pesawat jet yang dioperasikan terus bertambah dari hanya 6-7 pesawat di bulan Mei-Juni 2010 menjadi 9-10 di bulan Desember 2010 dan bertahan sampai sekarang serta ditargetkan terus bertambah kedepanArtinya kebohongan besar dan tidak ada rasa syukur kalau ada pegawai yang mengingkarinyaBahkan  manajemen juga memberikan insentif efisiensi di akhir tahun 2010 kepada seluruh pegawai dan Direksi serta Komisaris sebesar 25% dari gaji sebagai bentuk apresiasi atas penghematan yang sudah dilakukan seperti renegosiasi harga sewa engine dan sewa pesawat yang semula sangat tinggi menjadi harga yang idealInilah mungkin yang dianggap oleh SdrIndra Topan Direksi menerima bonus.

Begitulah, walaupun pada semester I tahun 2010 perusahaan sudah mengalami kerugian operasional 54 miliar, namun dengan kerja keras pegawai dan Direksi, akhirnya perusahaan menutup tahun buku 2010 dengan suatu keuntungan operasional Rp230 jutaDari sisi jumlah memang sedikit, tapi sangat besar artinya bagi semangat baru Merpati ke depan karena tanpa bantuan apa-apa dari Pemerintah, Merpati tetap surviveKeuntungan tersebut sebetulnya bisa bertambah apabila dana awal untuk modal kerja pengoperasian pesawat baru MA60 yang berdatangan di akhir tahun 2010 disediakan oleh dana talangan Pemerintah sesuai program sehingga tidak menggerus cash flow perusahaanJadi tidak benar kalau tahun 2010 Perusahaan mengalami rugi operasi.

Terkait embargo pertamina sebetulnya lebih banyak kepada perubahan kebijakan di internal Pertamina pasca tidak beroperasinya Mandala Airlines, sementara kewajiban Merpati ke Pertamina justru mengalami perbaikan yang semula sekitar 20 milyar di bulan Mei 2010  menjadi berkisar Rp14 milyar (fluktuatif) di bulan Februari 2011.

Demikian terima kasih,
Jakarta 20 February 2011

Disampaikan oleh:
Imam Turidy
SVP Corporate Secretary & Legal
PTMerpati Nusantara Airlines

BACA ARTIKEL LAINNYA... SMGR Pacu Inovasi untuk Efisiensi Rp 350 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler