Hal Ini Memperparah Pelemahan Rupiah

Rabu, 05 September 2018 – 16:01 WIB
Uang Rupiah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom BCA David Sumual mengatakan nilai tukar rupiah yang bobrok diperparah dengan ketergantungan yang besar terhadap aliran dana asing di portofolio. Ketika rupiah melemah, dana-dana asing banyak yang keluar dan kembali ke negara-negara maju.

Akibatnya, Indonesia harus menaikkan suku bunga acuan agar investor tertarik untuk kembali membeli surat-surat utang dalam negeri.

BACA JUGA: Rupiah Terkapar, Ini Langkah Bank Indonesia

"Kita mengalami CAD (current account deficit) itu sebenarnya tidak apa-apa, asalkan dibiayai oleh FDI (investasi asing langsung). Kita saat ini lebih banyak bergantung pada investasi di surat utang yang mudah keluar," ujarnya.

Menurut David, pemerintah harus mampu menarik FDI. Selama ini insentif yag diberikan pemerintah, seperti pembebasan bea masuk untuk investor yang berorientasi ekspor, pemberian pembiayaan kepada eksporter melalui Eximbank dan lain-lain adalah kebijakan yang sudah tepat.

BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Makin Buruk, Jangan Bandingkan dengan 98

Namun pemerintah perlu lebih gencar melakukan sosialisasi mengenai insentif tersebut. Pemerintah juga perlu memasarkan 'Indonesia' kepada negara-negara lain sebagai negara tujuan investasi yang ramah terhadap investor.

Namun, ke depan, masih akan ada halangan. Sebab tahun ini hingga tahun depan adalah tahun politik. Biasanya, calon investor cenderung wait and see. Baru pada tahun kedua atau ketiga setelah presiden terpilih, calon investor lebih percaya diri untuk berinvestasi.

BACA JUGA: Boleh Berapa pun Asal Stabil

BACA JUGA: Rupiah Terkapar, Ini Langkah Bank Indonesia

Pada kuartal II lalu pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) hanya 7 persen. Tahun ini dan tahun depan pemerintah menetapkan target yang sama untuk pertumbuhan PMTB. Hal itu menunjukkan pemerintah cukup konservatif dan realistis terhadap kondisi investasi ke depan.

"Langkah pemerintah yang menerapkan B20 dan rencana revisi tarif PPh (Pajak Penghasilan) impor sudah bagus untuk memberikan efek jangka pendek. Tapi depannya kita perlu juga meningkatkan investasi agar FDI dapat menutupi defisit yang terjadi," lanjut David. (ken/far/rin/jun)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nilai Tukar Rupiah Semakin Lemah, Polri Antisipasi hal ini


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler