jpnn.com, CUCUTA - Obat-obatan, biskuit, susu, beras, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya tersusun rapi di sebuah gudang di Cucuta, Kolombia. Sebagian sudah dikemas dalam kantong-kantong putih kecil oleh para relawan dan siap dibagikan. Itu adalah bantuan kemanusiaan untuk penduduk Venezuela.
BACA JUGA: Rakyat Venezuela Kelaparan, Maduro Malah Halangi Bantuan
BACA JUGA: Bantuan AS Tiba, Warga Venezuela Olok-Olok Maduro
Sayangnya, hingga kemarin, Senin (11/2) bantuan itu tak kunjung sampai di tangan orang-orang yang membutuhkan. Presiden Venezuela Nicolas Maduro masih kukuh dengan penolakannya.
Tangki dan kontainer yang diletakkan di Tienditas International Bridge belum dipindah. Bantuan pun nyangkut. Lobi yang dilakukan oposisi dan para pejabat AS kepada militer belum membuahkan hasil. Mereka tetap patuh pada perintah Maduro.
BACA JUGA: Rakyat Venezuela Kelaparan, Maduro Malah Halangi Bantuan
"Kontainer itu adalah simbol arogansi seorang diktator. Itu menunjukkan kurangnya kemanusiaan dan belas kasih atas penderitaan rakyat kami," ujar Dr Katia Diaz seperti dikutip Associated Press. Hanya penduduk Venezuela yang mengungsi di Kolombia yang telah mendapatkan jatah bantuan mereka.
Diaz adalah seorang psikiater di Venezuela. Minggu (10/2) dia bersama sekitar 20 dokter lainnya melakukan aksi menuntut agar bantuan kemanusiaan dari AS diperbolehkan masuk ke Venezuela. Semakin lama menunggu, nyawa pasien di berbagai rumah sakit menjadi taruhannya.
BACA JUGA: Krisis Venezuela: Maduro Mulai Bicara Perang Saudara
Para dokter itu harus menyeberang ke Kolombia untuk bisa menyuarakan pemikirannya. Mereka melakukan aksinya di pintu masuk Tienditas International Bridge sisi Cucuta dengan membentangkan bendera Venezuela berukuran besar. Mereka tak berani berdemo di Venezuela karena bisa langsung ditangkap.
BACA JUGA: Bantuan AS Tiba, Warga Venezuela Olok-Olok Maduro
Secara terpisah, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido meminta agar militer berpikir ulang. Saling bertentangan antara mereka yang ingin bantuan itu masuk dan yang tidak bakal menimbulkan bentrok. Dia menambahkan, rezim saat ini menolak mengakui bahwa krisis kemanusiaan itu terjadi akibat ulah mereka sendiri.
"Terserah kalian. Kami tidak berbicara secara tersirat. Kami berbicara dengan jelas dan meyakinkan, memberi perintah pada pasukan bersenjata agar mengizinkan bantuan masuk," tegas Guaido.
Meski diakui sebagai presiden sementara oleh sebagian besar negara-negara Eropa dan AS, Guaido tak punya kuasa selama militer masih pro-Maduro. (sha/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssst..Oposisi Gelar Pertemuan Rahasia dengan Petinggi Militer
Redaktur & Reporter : Adil