jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Biro Insinyur Eksakta, Ida Nuraida menyebut proyek pembangunan sarana dan prasarana olahraga Hambalang mengundang aroma tak sedap. Pernyataan itu dituangkan dalam dakwaan Deddy Kusdinar, terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana Hambalang.
Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menanyakan kepada Ida mengenai penyebutan "bau" dalam proyek Hambalang. Ida menjawab dia mengeluarkan pernyataan itu karena anggaran untuk proyek itu sebenarnya cukup Rp1,7 triliun. Namun dalam perkembangannya anggaran untuk proyek Hambalang mencapai Rp2,5 triliun.
BACA JUGA: Belum Ada Indikasi Cuci Uang Korupsi Hambalang
Selain itu, Ida dan timnya yang dipimpin Direktur Teknik dan Operasi PT Biro Insinyur Eksakta, Sonny Anjangsono pernah mengunjungi lokasi pembangunan proyek Hambalang. Menurutnya, banyak permasalahan di areal tersebut seperti tanah dan bangunan di sana sudah rusak
"Menurut pemikiran saya melihat lokasi yang seperti itu. Dihitung nilai proyek 1,7 triliun dan melihat lahan di lokasi sudah pasti building itu naik ke atas. Kondisi lahan yang selalu longsor tidak memungkinkan," kata Ida dalam persidangan Deddy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (12/11).
BACA JUGA: Rahudman Perintahkan Saya Cairkan Uang
Karena itu, Ida menuturkan, perusahaannya akhirnya mundur dari pengerjaan proyek Hambalang. Mereka mengembalikan master plan proyek itu kepada staff Wafid Muharam yang kala itu menjabat sebagai Sekretaris Menteri Pemuda Olahraga. "Setelah mundur kami kembalikan master plan ke Pak Alman Alhudri, staf Wafid," katanya.
Sebelumnya, Direktur Teknik dan Operasi PT Biro Insinyur Eksakta, Sonny Anjangsono menyatakan, anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga Hambalang hanya Rp1,7 triliun. Angka itu didapatkan setelah Sonny memetakan kebutuhan biaya proyek Hambalang.
BACA JUGA: Diperiksa KPK, Anggota Dewan Harus Terbuka
Karena itu, menurut Sonny, anggaran Hambalang sampai Rp2,5 triliun tidaklah masuk akal. "Sudah ada bangunan di sana. Hasil akhir Rp2,5 triliun itu tak mungkin untuk tempat itu. Itu hasil hitungan teknis saya. Jadi rasanya tak masuk akal angka segitu (Rp2,5 triliun)," kata Sonny. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Uang Dua Kilo ala Hartati dan Amran
Redaktur : Tim Redaksi