jpnn.com, BATAM - Bisnis properti di Batam, Kepulauan Riau, yang sebelumnya merosot mulai berangsur pulih.
Banyak proyek properti yang masih tahap pembangunan. Terutama untuk apartemen, penjualannya masih sangat stabil.
BACA JUGA: Miris, Murid Terpaksa Belajar Lesehan dan Bawa Meja Lipat dari Rumah
"Saya tidak setuju kalau di Batam dikatakan properti sudah mati. Sangat menjajikan sekarang ini," kata Direktur PT Kinarya Rekayasa, Sulistiana kepada Batam Pos (Jawa Pos Group) di Batamcenter, Senin (14/8).
Pemilik Puri Khayangan Residence ini mengaku penjualan apartemen miliknya sangat diminati. Dari hampir 500 unit, sudah terjual hampir 70 persen.
BACA JUGA: Generasi Milenial Makin Sulit Punya Rumah Tapak
Padahal, Puri Khayangan baru diluncurkan Januari 2017 lalu. Paling murah satu unit apartemennya Rp 335 juta.
"Ini sangat bagus. Dan permintaan terus datang. Padahal baru launching Januari lalu," katanya.
BACA JUGA: Ketidakpastian Bikin Generasi Milenial Enggan Cepat-cepat Beli Hunian
Bahkan dalam waktu dekat Sulistiana dan manajemen akan membangun aparteman yang baru. Mungkin satuan unitnya dua kali lebih banyak dari yang ada sekarang.
"Rencana di seputaran Batamcenter. Malah, kita akan bangun lagi twin tower. Jadi ada dua menara mau kita bangun," katanya.
Dia mengaku berani membangun karena yakin, permintaan akan properti terus meningkat. Bukan malah turun seperti yang ditakutkan sekarang. "Saya optimis. Dan saya sudah studi banding ke Jawa, properti masih tetap tumbuh," katanya.
Menurutnya, saat ini ada perubahan perilaku masyarakat terhadap properti. Di mana saat ini banyak masyarakat membeli properti, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk anak dan keturunannya kelak.
"Belum lagi jumlah penduduk kan terus tambah. Dan apartemen yang kita bangun, rata-rata untuk ditempati kok," katanya.
Sementara itu ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Khusus Batam Achyar Arfan mengakui bahwa saat ini dengan kondisi pertumbuhan ekonomi rendah, bisnis properti masih menjanjikan. Meski, memang pembangunan properti tahun ini menurun dibanding tahun lalu.
Untuk rumah tapak saat ini harganya masih di sekitar Rp 200 juta sampai Rp 1 Miliar. Di mana tipe rumah paling banyak adalah tipe
"Di tahun ini, kita masih bisa bangun rumah sekitar 6 ribu sampai 8 ribu unit. Memang agak turun dibanding tahun lalu yang mungkin bisa sampai 9 ribu atau 10 ribu unit," katanya.
Penjualan properti di Batam juga masih tetap jalan. Meski memang menurun. Tetapi ia yakin, pelan-pelan kondisi ini akan berakhir.
"Kita tidak bisa pungkiri, banyak warga yang PHK, atau mungkin pulang kampung, tetapi masih tetap ada," katanya.
Properti di Batam membaik, menurut Achyar juga bisa dilihat dari banyaknya pengembang berkelas nasional yang berinvestasi di Batam. Bahkan saat ini masih terus melakukan pembangunan.
"Banyak pengembang nasional yang datang ke Batam. Kalau dari luar saja berani datang ke Batam, masa kita yang lokal tidak berani," katanya.
Menurutnya, ada beberapa keuntungan yang membuat properti di Batam masih sangat menggairahkan. Terutama dari segi harga. Misalkan untuk apartemen, di Jawa, saat ini harga per unitnya sekitar Rp 15 juta sampai Rp 18 juta per meter. Sedangkan harga normal di Batam hanya sekitar Rp 11 juta sampai Rp 12 juta per meter.
"Ini menjadi keuntungan. Makanya banyak yang membeli properti itu untuk investasi," katanya.
Bahkan, REI selaku organisasi untuk para pengembang gencar membuat pameran properti. Bahkan pasar properti di Batam juga diincar oleh Singapura. Ini bisa dilihat, bergabungnya developer kelas dunia Keppel Land, dalam pameran properti yang akan digelar REI di Mega Mall,Rabu (16/8) hingga Sabtu (27/8) mendatang.
Dalam pameran tersebut ada dua perusahaan yang baru ikut pertama kali, yakni Nuvasa Bay dan Paragon Hill. Sedangkan 15 peserta lainnya adalah PT Dimas Pratama Indah, Cemara Group, PT Indonesian Paradise Property.
Cipta Group, PT Tanamas Dutaniaga, PT Puri Global Sukses, PT Putera Karyasindo Prakarsa, PT Triputra Senamustika, PT Kurnia Djaja Makmur Abadi, PT Primeland, PT Tunas Interior, PT Mulia Realty Batindo, PT Multi Propertindo Mandiri.
Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Batam Wirya Putra Silalahi juga mengakui pelan-pelan bisnis properti di Batam pulih. Apalagi jika pemerintah daerah bisa menggenjot pertumbuhan investasi di Batam.
"Kita berharap Industri kuat. Karena yang membeli rumah di Batam adalah karyawan-karyawan perusahaan itu," katanya.
Menurut mantan anggota DPRD Provinsi Kepri itu, saat ini memang penjualan rumah menurun. Meski memang masih tetap ada. Ini karena banyaknya PHK dari perusahaan galangan kapal.
"Kalau banyak penerimaan kerja, seperti yang mulai terlihat, maka properti sudah pasti juga akan tumbuh," katanya. (ian)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik Mahasiswa dan Dosen, Evenciio Margonda Sediakan Digital Library Gratis
Redaktur & Reporter : Budi