Ketidakpastian Bikin Generasi Milenial Enggan Cepat-cepat Beli Hunian

Senin, 14 Agustus 2017 – 16:36 WIB
Sebuah kompleks perumahan di Jakarta Selatan. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Trend sektor properti masih belum bergerak ke arah positif. Data Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan properti residensial hanya tumbuh 3,61 persen secara quarter-to-quarter (qtq).

Artinya, pertumbuhan itu melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,02 persen. Bahkan, ketimbang pertumbuhan penjualan perumahan pada kuartal I 2017, angkanya juga melambat. Sebab, pada kuartal I masih terdapat pertumbuhan 4,16 persen.

BACA JUGA: Bidik Mahasiswa dan Dosen, Evenciio Margonda Sediakan Digital Library Gratis

Meski penjualan rumah melambat, harga rumah terus meningkat. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, terdapat kenaikan indeks harga 3,17 persen. Kenaikan harga rumah paling tinggi berada di segmen rumah tipe kecil, yakni 2,61 persen.

Kondisi tersebut disinyalir menjadi penyebab menurunnya daya beli masyarakat terhadap properti. Bahkan, kaum milenial atau generasi muda, disebut mulai enggan memiliki hunian karena kondisi tersebut.

BACA JUGA: Generasi Milenial Tak Berminat Memiliki Rumah

Pengamat ekonomi, Ari Kuncoro mengatakan, ada faktor lain yang memengaruhi kaum milenial sehingga enggan memiliki rumah. Faktor itu adalah kepastian kerja.

Mereka enggan membeli rumah karena tidak mendapatkan kepastian tentang masa depannya. Kaum milenial khawatir mereka tidak dapat membayar kredit atas hunian yang telah mereka beli apabila terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

BACA JUGA: Ramaikan Pasar Properti, Patra Jasa Hadirkan Berbagai Promo Menarik

"Jadi hanya bila dia benar-benar punya uang, dan dia merasa pasti bahwa dia akan tetap bekerja, dan nggak di PHK maka dia akan beli. Jadi sekarang ada ketidakpastiaan di kelas menengah khususnya kaum milenial," ujarnya seperti diberitakan JawaPos.Com, Senin (14/8).

Selain itu, generasi milenial juga merasa khawatir dengan sejumlah kebijakan pemerintah. Salah satunya adalah kebijakan yang memperbolehkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mengintip rekening nasabah perbankan.

Hal itu membuat para kaum milenial kerap khawatir aktivitas keuangannya akan terancam. “Kalau rekening diintip, kartu kredit diintip, pokoknya yang negatif lah, kaum kelas menengah jadi pesimistis. Maka yang ditunda adalah beli apartemen," pungkasnya.(cr4/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IPEX 2017, BTN Bidik Kredit Baru Rp 5 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
properti   Hunian   Beli Rumah  

Terpopuler