Hamdalah, Konsep Wisata Halal Makin Diterima

Kamis, 04 Agustus 2016 – 15:35 WIB
Foto/ilustrrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA – Konsep wisata halal di tanah air kian mendapat tempat. Untuk menggenjot implementasinya, pada Selasa (2/8) ada penandatanganan nota kesepakatan bersama (MoU) antara PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP)  tentang Penyusunan Kajian Kerja Sama Pembangunan dan Pengoperasian Integrated Logistic Area di Kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). MoU itu memuat merealisasi halal port, halal hub dan halal zone.

Konsep itu juga dideklarasikan di tengah The 12th World Islamic Economic Forum di Jakarta Convention Center, Senayan. Penandatanganan nota kesepakatan bersama itu memberi angin segar bagi pengembangan wisata halal di Indonesia. Apalagi, baik PT Pelindo II maupun PT JIEP sama-sama sepakat mengembangkan Jakarta Intenational Halal Hub (JIHH) yang diharapkan akan membawa angin segar bagi zonasi baru destinasi halal di  Jakarta.

BACA JUGA: Ssttt...Ini Rencana Mabes Polri Terkait Kasus Haris Azhar

Ada banyak pejabat tinggi yang hadir menyaksikan penandatanganan MoU itu. Dari mulai Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, hingga Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan.

Semua antusias mengembangkan wisata halal di tanah air. “Ini momentum bersejarah. Kalau sudah jadi, imbasnya bisa sangat dahsyat bagi perekonomian nasional,” kata Riyanto yang dipercaya Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk memimpin Tim Percepatan Pariwisata Halal.

BACA JUGA: 60 Persen PNS Hanya Jago Administrasi

Data Sofyan Hospitality Analysis dari World Travel Tourism Council (WTTC) menunjukkan, Singapura mampu mendulang USD 16 miliar dari wisata halal, sedangkan Malaysia meraup USD 15 miliar. Bahkan Thailand pun mampu mendulang keuntungan dari bisnis wisata halal sebesar USD 47,4 miliar.

Hal itu sangat kontras bila dibandingkan dengan Indonesia yang baru bisa mendatangkan devisa negara sebanyak USD 11,9 miliar. Karenanya, konsep wisata halal pun diharapkan mampu mendongkrak industri pariwisata di tanah air.

BACA JUGA: Akom: Kesaksian Haris Azhar Jangan Disepelekan

“Saya senang gebrakan mengembangkan wisata halal makin terlihat nyata. Setelah ini, kita yang harus juara karena Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,” tambah Riyanto.

Rencananya, Menteri Arief akan secara langsung mempresentasikan sendiri konsep pariwisata halal  yang sedang dikembangkan Indonesia. Daerah yang menjadi lokasi penerapan halal tourism adalah  Lombok, Aceh dan Sumatera Barat (Sumbar).

Ketiga daerah itu pas dengan positioning halal destinasion. “Setiap kota, setiap daerah boleh saja membuat kawasan halal, hotel halal, restoran halal, café halal, dan sebagainya. Karena secara bisnis, memang ada pasarnya dengan daya beli yang sangat kuat,” katanya.

Penandatanganan MoU itu juga direspon Tony Hajar Andenoworih, direktur utama PT Multi Terminal Indonesia (MTI). Menurutnya, kesepakatan itu akan membawa banyak perubahan positif. Segala sesuatu yang berkaitan dengan Penyusunan Kajian Kerja Sama Pembangunan dan Pengoperasian Integrated Logistic Area untuk International Halal Hub di Kawasan JIEP, akan semakin matang disiapkan.

Langkah kerja sama itu juga akan mendukung halal port yang diinisiasi anak perusahaan IPC, PT Multi Terminal Indonesia (PT MTI) menjadi efektif dan bernilai. Apalagi, PT MTI sudah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada awal 2016 silam.

Halal hub merupakan transit area untuk produk-produk dari negara-negara non-muslim dengan tujuan ke negara-negara mayoritas muslim seperti Indonesia. Keseluruhan dari Halal Hub ini nantinya adalah integrasi dari halal port, halal zone (halal warehouse dan halal moslem fashion hub), dan penerapan konsep halal logistics dan halal supply chain management,” kata Tony.

Nantinya, Pelabuhan Tanjung Priok akan memainkan peran sebagai halal port. Sementara Kawasan Industri Pulo Gadung sebagai tempat halal zone dan industri kreatif.

 Halal port yang disiapkan PT MTI itu akan dilengkapi infrastruktur dengan fasilitas gudang seluas 6.840 m2, lapangan penumpukan seluas 24.000 m2, serta cold storage dengan kapasitas 3.344 ton.

Pengoperasian Halal Hub Port nanti akan melibatkan LPPOM MUI. Hal itu demi menjamin seluruh produk yang masuk maupun keluar dari pelabuhan dipastikan ditangani sesuai dengan standar jaminan halal dari LPPOM MUI.

 "Setelah persiapan infrastruktur selesai, MTI siap memberikan pelayanan terbaik dalam pengoperasian halal port. Nanti akan ada jaminan kepada pasar produk halal baik di Indonesia maupun negara berpenduduk mayoritas muslim lainnya, bahwa produk yang mereka dapatkan sudah memenuhi standar halal dalam penanganannya," tambahnya.

Terpisah, Direktur Utama PT JIEP Rahmadi Nugroho mengatakan, halal warehouse adalah bagian dari halal zone. Gudangnya akan dilengkapi dengan peralatan yang hanya digunakan untuk menangani produk halal.

Gudang ini nantinya diperuntukkan bagi perusahaan yang memiliki sertifikasi Halal terhadap produknya, dan menjamin bahwa transportasi, penyimpanan dan penanganan produk memenuhi halal dan memenuhi persyaratan target pasar muslim. “Adapun Halal Moslem Fashion Hub diproyeksikan akan menampung pasar kreatif dunia fashion,” ungkap Rahmadi.

Untuk halal zone, Rahmadi mengaku akan menyiapkan kawasan industri yang tidak terbatas hanya pada produk farmasi, kosmetik, fashion maupun makanan saja. Nantinya, kawasannya juga akan dikembangkan untuk produk maupun jasa layanan halal. “Industri kreatif, pariwisata, serta layanan keuangan dan asuransi, yang akan kami layani,'' ujar Rahmadi.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan MPR Pengin Tulisan Haris soal Fredi Budiman Diuji di Pengadilan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler