jpnn.com - JAKARTA - Psikolog politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk mengatakan berbagai konflik politik yang terus-menerus terjadi di Negara Timor Leste menunjukkan bahwa untuk mendirikan sebuah negara itu tidak mudah.
"Setelah keluar dari Indonesia, hingga kini elit Timor Leste terus saja berseteru untuk berbagai hal. Secara psikologi politik, ini menunjukkan bahwa membentuk suatu negara itu tidak mudah. Bahkan dari berbagai pernyataan elit Timor Leste, terlihat rasa penyesalan setelah berpisah dengan Indonesia," kata Hamdi Muluk, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (26/8).
BACA JUGA: Dikerjai Hacker Jutaan Situs Tiongkok Lumpuh
Mereka lanjut Hamdi, baru saat ini sadar kalau membikin suatu rumah besar itu ternyata sulit. Beda saat mereka masih di NKRI. Menurut Hamdi, semuanya disediakan.
Beda halnya dengan proses terbentuknya NKRI. Menurut Hamdi, NKRI ini ada karena keinginan dari seluruh nusantara untuk bersatu dalam satu kesatuan yang kita kenal NKRI melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
BACA JUGA: Tiga Warga Palestina Mati, Perundingan Damai Terhenti
"Bahwa ada penyelenggara NKRI yang terindikasi korupsi dan mengelola negara tidak berpedoman kepada konstituasi, itu soal lain lagi. Ibarat organisasi, itu yang bermasalah pengurusnya, bukan organisasinya. Pengurus bisa saja diganti berdasarkan konsensus nasional. Tapi yang namanya NKRI harus tetap berdiri tegak karena Sumpah Pemuda itu," ungkap Hamdi Muluk.
Dia yakin dan optimis Indonesia utuh sampai kapan pun karena motivasi mendirikan NKRI didasari atas satu kesadaran, bukan paksaan. "Problem kita sekarang kan pengurusnya yang tidak kapabel. Ini saja mestinya yang dibenahi. Jangan rumahnya yang dibakar," harap Profesor Hamdi Muluk. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Intelijen AS Sadap Markas PBB
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istana Buckingham bagi Bayi Landak Albino
Redaktur : Tim Redaksi