jpnn.com, LAMONGAN - Hamparan sawah yang luas dan perkampungan menjadi kekuatan tersendiri dari rute Gowes Pesona Nusantara etape Lamongan, Jawa Timur, Minggu (3/9).
Dengan melakukan start di alun-alun Lamongan, Bupati Fadeli pun ikut bergowes, ditambah ribuan orang beraneka kostum di badan dan sepeda tumpah ruah.
BACA JUGA: Tema Haornas 2017: Olahraga Menyatukan Kita
Tua muda, pria atau wanita sama-sama menyemarakan salah satu program Kemenpora dibawah kepemimpinan Menpora Imam Nahrawi, melalui kampanye "Ayo Olahraga" yang mengajak masyarakat berolahraga lewat bergowes.
Uniknya, pada etape Lamongan ini terdiri dari dua kategori. Mereka yang mengajak keluarga memilih jalur pendek yakni sejauh 12 km, sedangkan para komunitas bergowes sepanjang 22 km dengan jalur menanjak, terjal dan berliku hingga memasuki jalan perkampungan menjadi pemandangan dan tantangan untuk menguji kekuatan dan ketrampilan bersepeda.
BACA JUGA: Etape GPN Kujang Bogor Dilepas dengan Iring-Iringan Angklung
Meski demikian, di dua rute, panjang dan pendek sama-sama penuh tantangan. Jalan yang dilalui sangat bervariasi. Ada yang mulus, bergelombang, dan juga tanjakan yang menguji kemampuan setiap peserta.
Jalurnya juga relatif, ada yang ramai dan jalur yang bisa dinikmati dengan melihat pemandangan alam desa. Peserta yang memilih jalur pendek maupun jalur panjang sama-sama diwarnai tantangan, tanjakan, tikungan tajam bahkan jalur lintas waduk –pun jadi pilihan yang paling menyenangkan.
BACA JUGA: Menpora Jajaki Bonus Rumah Untuk Atlet Berprestasi
"Antusias masyarakat Lamongan dalam olahraga khususnya sepeda sangat tinggi karena bersepeda dilakoni setiap hari terutama bagi mereka yang ada di perkampungan," kata Bupati Fadeli.
Ia pun berharap kedepannya wacana dari Menpora Imam Nahrawi untuk membuat hari bersepeda nasional dapat terwujud, lantaran bersepeda itu sangat sehat, lingkungan bersih dan membuat pola pikir kita juga segar. "Ingat sepeda juga salah satu alat perjuangan bangsa di zaman dulu. Berarti bersepeda adalah warisan budaya bangsa," tutur Bupati Fadeli.
Bahkan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan kunjungan kerjanya pernah mengatakan bahwa bersepeda itu mandiri dan bekerja keras.
Kemajuan, kelajuan, juga kecepatan dihasilkan dari usaha sendiri, gerak tubuh sendiri, tanpa mesin atau dorongan tenaga orang lain. Seberapa cepat kita ingin sampai ke tujuan tergantung seberapa keras kita mengayuh.
"Bersepeda itu gambaran kebersamaan dari anggota tubuh yang beragam bentuk, fungsi dan posisinya. Dengan mengayuh sepeda seluruh anggota badan bergerak dalam harmoni. Dua tungkai kaki mengayuh pedal seirama, mata memandang awas ke depan, tangan menggenggam kemudi seraya jari waspada menarik tuas rem," tuturnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gresik Kawal Terwujudnya Hari Bersepeda Nasional
Redaktur & Reporter : Budi