Hampir 98 Persen Populasi Berhasil Diberaksarakan

Kamis, 07 September 2017 – 12:39 WIB
Meski fasilitas belajar minim, namun tidak mematahkan semangat anak-anak pesisir Pulau pasaran, teluk Betung, Bandarlampung untuk menimba ilmu dengan membaca diselah selah waktu bermain. Foto: Tegar/Radar Lampung/JPNN.com Ilustrasi : Tegar/Radar Lampung

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya dan berkomitmen dalam penutasan penduduk buta aksara.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud menyebutkan, penduduk Indonesia yang telah berhasil diberaksarakan mencapai 97,93 persen.

BACA JUGA: Jumlah Buta Aksara 3,4 Juta Jiwa, Jabar Bagus

Artinya, tinggal sekitar 2,07 persen (3,4 juta orang) yang masih buta aksara.

”Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan untuk Semua (PUS) Dakar, 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksaranya,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar di Jakarta, Rabu (6/9).

BACA JUGA: Hari Aksara Internasional Usung Tema Literasi Digital

Untuk mewujudkan komitmen pemerintah dan mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap penuntasan buta aksara, Kemendikbud memeringati Hari Aksara Internasional yang telah digagas oleh UNESCO dalam konferensi para menteri pendidikan tentang Pemberantasan Buta Huruf, di Teheran, Iran, pada 8 sampai 19 September 1965.

”Hari Aksara Internasional (HAI) telah ditetapkan untuk diperingati setiap 8 September melalui Konferensi Umum UNESCO pada 26 Oktober 1966. Sejak penyelenggaraan HAI pertama pada tahun 1966, acara terus dilakukan oleh dunia setiap tahun sebagai wujud memajukan agenda keaksaraan di tingkat global, regional, dan nasional,” jelas Dirjen Harris.

BACA JUGA: Perpres PPK Terbit, Apa Kabar Sekolah Lima Hari?

Tema HAI tahun ini yang diusung oleh UNESCO adalah ”Literacy in a Digital World”. Kemendikbud menerjemahkan tema tersebut, yakni Membangun Budaya Literasi di Era Digital, dengan tujuan melihat jenis keterampilan keaksaraan yang dibutuhkan orang untuk menavigasi masyarakat yang dimediasi secara digital, dan mengeksplorasi kebijakan keaksaraan yang efektif. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiap Tahun, KBBI Butuh 2.000 Kosakata Bahasa Daerah


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler