jpnn.com, JAKARTA - Saat ini diperlukan sumbangan 2.000 kosakata bahasa daerah untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) setiap tahun.
Menurut Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hurip Danu Ismadi, untuk memenuhi kebutuhan kosakata bahasa daerah di KBBI, sumber daya manusia dari setiap masing-masing balai dan kantor bahasa Kemendikbud sangat dibutuhkan.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Sebut Istilah OTT KPK Kacaukan Bahasa Indonesia
Tidak hanya untuk menyumbangkan kosakata baru, tetapi juga menangani usulan dari pengguna KBBI Daring (online) yang berkenaan dengan kosakata budaya atau daerah.
"Sejak diluncurkan pada 28 Oktober 2016, KBBI Edisi Kelima terus dimutakhirkan dengan metode urun daya (crowdsourcing) melalui aplikasi KBBI Daring. Aplikasi KBBI Daring memungkinkan tim redaksi bekerja dari jarak jauh, tidak menggunakan kertas (paperless), dan hasil seketika bisa diunggah. Usulan, baik berupa kata baru maupun perbaikan, bisa diberikan langsung oleh pengguna," kata Hurip, Selasa (29/8).
BACA JUGA: 423.235 Siswa SD Sudah Cairkan Dana Program Indonesia Pintar
Badan Bahasa Kemendikbud menyelenggarakan Bengkel Leksikografi untuk meningkatkan kompetensi standar para editor KBBI. Bengkel Leksikografi direncanakan menjadi agenda rutin tahunan Pusat Pengembangan dan Pelindungan.
Pada Bengkel Leksikografi 2017, para peserta adalah calon editor dari balai dan kantor bahasa di seluruh Indonesia, dua editor dari perguruan tinggi, dan para editor dari Badan Bahasa.
BACA JUGA: Di Depan Menteri, Pemilik Ponpes Curhat Soal Bantuan Disunat Oknum Kemendikbud
Pada pelaksanaan berikutnya, akan diundang para calon editor dari luar Badan Bahasa, termasuk para pakar dari berbagai bidang ilmu yang akan membantu tim redaksi menyunting entri dan usulan entri bidang ilmu.
Materi yang diberikan dalam Bengkel Leksikografi, jelas Hurip adalah Pengantar Leksikografi dan Aspek-Aspek Penyusunan Kamus serta Pendefinisian, Morfologi, Terminologi, Fraseologi, Semantik Leksikal, dan Kamus Daring.
Para peserta juga diberikan materi Pengenalan Aplikasi KBBI Daring, dan diberikan latihan serta tugas.
"Mereka juga mempraktikkan cara mengusulkan entri baru atau perbaikan entri KBBI serta cara menyunting usulan yang diajukan oleh pengguna KBBI Daring. Hasil dari bengkel ini akan dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi kompetensi para calon editor dan editor KBBI," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebentar Lagi, Kemdikbud Kembangkan Rapor Baru
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad