jpnn.com - jpnn.com - Bank Indonesia Wilayah Palembang menanam cabai di beberapa tempat, termasuk di lingkungan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Palembang.
Akhirnya, kemarin Rutan Kelas I Palembang itu memanen cabai merah keriting perdana.
BACA JUGA: Waduh, Harga Cabai Lokal Tembus Rp160 Ribu Per Kilogram
"Alhamdulillah, setelah cukup lama menunggu, akhirnya sekarang bisa panen perdana. Sebagian di antara total 5.000 batang cabai sudah bisa dipanen," kata Kepala Rutan Kelas I Palembang Yulius Sahruzah.
Pada panen perdana itu, setiap batang cabai rata-rata bisa menghasilkan 250 gram atau 1/4 kilogram (kg) cabai.
BACA JUGA: Harga Cabai Melambung, Petani Raup Untung
"Hari ini (kemarin, Red) kami panen sekitar 20 kg. Cabai ini bisa dipanen setiap 10 hari sekali," terangnya.
Untuk penanaman, Yulius melibatkan warga binaan di lingkungan Rutan Kelas I Palembang. Namun, tahanan yang boleh ikut dipilih melalui seleksi yang sangat ketat.
BACA JUGA: Petani Cabai Jaga Malam agar Tidak Kemalingan
Misalnya, masa tahanan yang hampir habis, berkelakuan baik selama di rutan, serta kasus yang tidak berat.
Pimpinan Wilayah (Pimwil) BI Palembang Hamid Pontjo Wibowo menyatakan, pihaknya kagum dengan hasil yang didapat Rutan Kelas I Palembang.
Meski panen tersebut merupakan panen perdana, hasilnya cukup baik.
"Dulu kami sama-sama menanam dan masih sulit memprediksi bisa tumbuh atau tidak. Sekarang, ternyata berbuah dan bisa panen," katanya.
Hamid mengungkapkan, penanaman cabai merah keriting dilakukan lantaran harga komoditas tersebut sangat fluktuatif, bahkan sempat menembus level Rp 100 ribu/kg.
"Sumbangan inflasi dari kenaikan harga cabai cukup tinggi. Karena itu, program penanaman cabai juga untuk menekan inflasi. Makin banyak yang menanam, akan mempercepat menekan harga dan mencegah inflasi dari kenaikan harga cabai," terangnya. (afi/via/c25/fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia