jpnn.com, JAKARTA - Para pengembang properti berharap kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan di kisaran 4,75 persen bisa membuat rupiah stabil.
Pasalnya, sejumlah pengembang menggunakan komponen impor dalam operasional. Salah satunya PT Intiland Development (DILD).
BACA JUGA: Melonjak 78 Persen, Pendapatan Intiland Tembus Rp 709 Miliar
Menurut Corporate Secretary Intiland Theresia Rustandi, fluktuasi nilai USD menjadi tantangan besar bagi perusahaan.
Apalagi, sejauh ini produk perumahan Intiland kategori high rise terdapat komponen impor.
BACA JUGA: Triwulan Pertama 2018, Intiland Kantongi Rp 966 Miliar
”Kami berharap naik terus, tetapi USD juga stabil atau malah bisa lebih rendah. Sebab, kalau high rise komponen impor 30 persen biasanya mechanical electrical lift, tangga berjalan terus komponen listrik banyak impor. Jadi, itu akan terpengaruh,” tutur Theresia belum lama ini.
Menurut Theresia, situasi industri properti yang belum pulih membuat perusahaan harus bekerja ekstra untuk bangkit.
BACA JUGA: Pengembang Properti Agresif Bangun Ruko
Dengan demikian, perusahaan lebih memilih melihat animo pasar terlebih dahulu ketika akan meluncurkan suatu produk perumahan.
Maklum, khusus kategori high rise secara permintaan pasar masih labil.
Meski begitu, perusahaan tetap optimistis industri properti akan kembali menggeliat hingga beberapa tahun mendatang. (raf)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengembang Properti Hanya Butuh Bunga Kredit Ringan
Redaktur & Reporter : Ragil