jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengatakan, hal yang paling dibutuhkan pada tahun politik adalah bunga kredit yang ringan untuk pengembang properti.
Sebab, pengembang properti masih wait and see hingga pilkada selesai.
BACA JUGA: Penyaluran Kredit Sektor Properti Tembus Rp 794 Triliun
Hal itu terkait dengan kebijakan pembangunan rumah-rumah baru yang sangat lekat dengan kebijakan yang diambil pemimpin di daerah tersebut.
”Kalau pembelian rumah untuk hunian masih akan tetap ada. Namun, bunga konstruksi yang murah bakal mendorong pengembang untuk lebih aktif membangun proyek-proyek. Kalau bunga masih tinggi, pembangunan itu akan tertahan,” tutur Bhima, Senin (2/4).
BACA JUGA: Pengembang Properti Pede Penjualan Naik pada Tahun Politik
Sementara itu, Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengharapkan bank menurunkan bunga kredit konstruksi.
”Sekarang bunga spread-nya masih jauh sekali. Untuk bunga (kredit) konstruksi, ya, untuk KPR sudah bagus. Jika bunga konstruksi bisa turun, diharapkan bisa mendorong pembangunan dan memberikan biaya yang lebih murah,” kata Soelaeman, Senin (2/4).
BACA JUGA: Suku Bunga KPR Bagus, Pengembang Properti Ekspansif
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) dan REI menyepakati kerja sama pengumpulan dan pertukaran data mengenai properti.
Kerja sama juga mencakup pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui focus group discussion (FGD), penelitian, seminar, dan sosialisasi bersama. (rin/c25/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Cara REI Gairahkan Pasar Properti
Redaktur : Tim Redaksi