jpnn.com - JAKARTA - Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo (Jokowi) sesuai rencana akan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok (27/8) di Bali. Pertemuan due tokoh penting itu diharapkan mampu menghasilkan keputusan penting bagi kepentingan bangsa dan negara ke depan.
Menurut peneliti politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate, Ridho Imawan Hanafi, SBY yang akan mengakhiri masa tugasnya pada 20 Oktober nanti semestinya bisa memanfaatkan pertemuan itu untuk mewariskan pemerintahan yang baik bagi Jokowi. Salah satu hal krusial yang bisa ditempuh SBY untuk meringankan beban Jokowi yang akan menghadapi sempitnya ruang fiskal di APBN 2015 dan menipisnya subsidi sehingga berimbas pada naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).
BACA JUGA: Ketemu Mega dan Puan, Jokowi-JK Bahas APBN 2015
“SBY harus menjadi pemimpin yang husnul khatimah dengan cara meninggalkan warisan yang baik bagi pemerintahan Jokowi-JK. Salah satunya, terkait kebijakan menaikkan harga BBM sehingga dapat
meringankan beban pemerintahan yang akan datang,” kata Ridho di Jakarta, Selasa (26/8).
Ridho menegaskan, sebaiknya SBY membuka jalan yang lebar untuk pemerintahan di bawah Jokowi nanti. Karenanya, lanjut Ridho, jangan sampai publik menganggap SBY justru meninggalkan bom waktu bagi pemerintahan Jokowi. “Saya pribadi berpendapat, SBY mestinya tidak meninggalkan bom waktu bagi Jokowi-JK," ucapnya.
BACA JUGA: Rentan KKN, Masyarakat Diminta Ikut Kawal Seleksi CPNS
Ridho juga mengatakan, komunikasi hendaknya tidak terbatas pada SBY dan Jokowi saja. Sebab, ada baiknya seluruh kementerian saat ini juga berkomunikasi dengan Tim Transisi bentukan Jokowi.Terlebih, Jokowi ingin bergerak cepat setelah resmi dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober nanti.
“Dengan demikian ada kesinambungan antara kementerian di era SBY dengan di era Jokowi,” ujar Ridho.(ara/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi: Urusan Koalisi Tanya Mbak Puan
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNPT: ISIS di Indonesia hanya Sekedar Baju Baru
Redaktur : Tim Redaksi