jpnn.com, SURABAYA - Anjloknya harga ayam broiler di tingkat peternak menjadi atensi Pemprov dan seluruh pemerintah kabupaten/kota di provinsi ini.
Selain memantau produksi seluruh peternak, pemeritah juga menelusuri indikasi permainan harga di tingkat distributor.
BACA JUGA: Peternak Ayam Kosongkan Kandang
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Drajat Irawan mengatakan, tren penurunan harga ayam peternak memang jadi salah satu atensi utama saat ini. ”Sebab, penurunannya sangat drastis,” katanya.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan Disperindag bersama pemerintah kabupaten/kota di Jatim, saat ini harga produsen ayam peternak berada di level Rp 8ribu – Rp 11 ribu per kilogram. Harga itu jauh di bawah harga rata-rata yang selama ini berada di kisaran Rp 18 ribu – Rp 21 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Harga Ayam Broiler Saat Ini Terndah Dalam Sejarah Peternakan Modern
Dari hasil evaluasi, anjloknya harga ayam dari peternak murni terjadi karena oversupply (kelebihan persediaan). Hal ini dipicu kenaikan produksi para peternak sebelum lebaran yang tidak sebanding dengan kenaikan permintaan di masa itu. ”Akibatnya, terjadi kelebihan produksi cukup besar,” katanya.
Dia mengatakan, saat ini, sejumlah kebijakan strategis tengah digulirkan Disperindag, Dinas Peternakan (Disnak) Jatim dan seluruh pemerintah daerah. Salah satu yang tengah berlangsung adalah identifikasi kelebihan produksi seluruh peternak di Jatim, terutama peternak mandiri.
BACA JUGA: Harga Ayam Anjlok, Ini Langkah Pemerintah
BACA JUGA: Harga Ayam Anjlok, Ini Langkah Pemerintah
Dari pendataan itu, pemerintah mengakomodasi agar produksi para peternak itu bisa dijual ke perusahaan pengolahan dengan harga rata-rata saat ini. ”Ini sesuai dengan kebijakan yang baru saja dibuat pemerintah pusat,” katanya.
Selain itu, Pemprov bersama Satgas Pangan di Jatim juga tengah melakukan pemeriksaan terkait anomali harga ayam. Penyebabnya, di saat harga produsen turun, harga di tingkat konsumen relatif masih stabil. Dari pantauan pasar, harga rata-rata provinsi sebesar Rp 25.775 per kilogram.
Apakah ada permainan? Meski tidak menampik potensi itu, Drajat belum berani mengambil kesimpulan. ”Kita tunggu hasil pantauan satgas di lapangan. Nanti kami sampaikan hasilnya,” katanya.
Selain harga ayam yang anjlok drastis, penurunan harga juga terjadi di sejumlah komoditas bahan pokok lainnya di Jatim. Berdasarkan pantauan harian di seluruh pasar tradisional di 38 kabupaten/kota, ada sejumlah komoditas yang turun.
Di antaranya beras, gula pasir dalam negeri, hingga cabe rawit. Namun, sejauh ini, penurunnya masih dalam batas kewajaran. ”Prinsipnya, fluktuasi harga seluruh komoditas terus kami pantau,” katanya. (ris)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Turun Drastis, Ayam Hidup Dibagi Gratis
Redaktur : Tim Redaksi