jpnn.com, MATARAM - Harga jual bawang merah di tingkat petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) anjlok.
Hal ini akibat panen raya tanaman bawang merah di sejumlah sentra penanaman, seperti di Kabupaten Bima dan Sumbawa, serta sebagian di Kabupaten Lombok Timur.
BACA JUGA: Harga Bawang Putih Naik, Pemerintah tak Belajar dari Kesalahan Masa Lalu
Harga jual juga tidak sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh petani, dimana harga jual bawang merah rata-rata hanya Rp 7 ribu per kilogram.
Jika harga normal bawang merah di kisaran Rp 15 ribu per kilogram, pengepul hanya membeli bawang merah dengan harga Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu per kilogramnya.
BACA JUGA: H-1 Ramadan, Sebegini Harga Daging Sapi, Bawang Merah dan Bawang Putih
Seperti dikatakan Usman, petani asal Dusun Penanggak Desa Tirtanadi Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur mengatakan, anjloknya harga bawang merah sudah terjadi selama 2 bulan terakhir.
Hal ini disebabkan saat ini masuk panen raya, baik yang terjadi di wilayah Bima, Sumbawa dan sekitarnya.
BACA JUGA: Impor Datang, Harga Bawang Lokal Anjlok
“Dengan datangnya musim panen raya ini, maka harga bawang merah langsng turun drastis. Sehingga bisa dikatakan tahun ini petani merugi,” katanya kepada Radar Lombok (Jawa Pos Group) saat ditemui lahan pertaniannya Jumat kemarin (6/10).
Untuk kualitas biasa, bawang merah hanya dihargai Rp 5 ribu per kilogram. Sedangkan yang kualitas paling bagus maksimal Rp 10 ribu per kilogram.
Padahal tahun sebelumya, harga bawang biasa tembus di angka Rp 15 ribu per kilogramnya. Namun kini petani harus puas menjual dengan harga Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu per kilogram.
“Kalau sudah seperti sekarang ini bisa balik modal saja sudah bersyukur. Bahkan, mungkin sudah rugi,” keluhnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Husnul Fauzi mengakui jika harga jual bawang merah di tingkat petani cukup murah saat musim panen yang merata seperti sekarang ini. “Harga jual bawang merah di tingkat petani hanya Rp 7 ribu. Harga ini tentu sangat murah,” kata Husnul.
Dikatakan, petani bawang merah di Provinsi NTB sekarang ini sudah mulai panen raya. Untuk melindungi petani, khususnya komoditas strategis ini, Pemprov NTB melalui Distanbun NTB telah bersurat kepada pemerintah pusat agar mengeluarkan kebijakan untuk pembelian harga terendah beberapa komoditas strategis.
Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, yang intinya meminta keberpihakan pemerintah untuk mengatur dan menetapkan harga pembelian terendah untuk beberapa komoditi strategis hasil pertanian, seperti bawang putih harga pembelian terendah Rp 32.500 per kilogram, bawang merah Rp 22.500, cabai rawit Rp 16.500 per kilogram dan cabai besar/keriting Rp 19.500.
“Sebagai bentuk perlindungan kepada petani, kami telah bersurat kepada pemerintah dalam hal ini Kementan RI agar mengeluarkan aturan pembelian harga terendah. Semoga Mentan bisa menyetujui usulan tersebut,” harap Husnul.
Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah menunjuk Provinsi NTB sebagai sentra produksi sejumlah komoditas pertanian, diantaranya bawang merah, padi, bawang putih, cabai, jagung dan terakhir ini adalah kedelai.
Kementan RI bahkan menggenjot Provinsi NTB untuk memproduksi sebanyak-banyaknya komoditas hasil pertanian tersebut untuk menjadikan swasembada pangan.
Sebelumnya ketika harga jual bawang merah mahal hingga tembus Rp 60 ribu per kilogram, Pemerintah Pusat menugaskan Perum Bulog untuk menyerap produksi bawang petani dengan harga Rp 22.500 perkilogram.
Tapi kini, produksi sudah mulai melimpah, namun tidak ada tanda-tanda pemerintah mencarikan solusi terkait harga jual bawang merah petani ini.
“Sudah semestinya ada harga acuan terendah untuk bawang merah ini. Agar nanti ketika produksi melimpah, harga jual tidak anjlok dan merugikan petani,” ungkapnya.
Husnul menyebut jika potensi lahan untuk penanaman bawang merah di Provinsi NTB mencapai 27 ribu hektar, yang tersebar di Kabupaten Bima, Sumbawa dan Lombok Timur.
Hanya saja, dari 27 ribu hektar potensi lahan tersebut, yang sudah bisa dimanfaatkan baru 17 ribu hektar, dengan provitas mencapai 13 ton/hektar.
Sementara untuk produksi bawang merah tahun 2017 ini mencapai 185 ribu ton. “Kita berharap kedepan pemerintah mengeluarkan harga acuan pembelian terendah, agar petani termotivasi untuk menanam,” pungkasnya. (luk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Desak Pemerintah Setop Keran Impor Bawang Merah
Redaktur & Reporter : Soetomo