jpnn.com, JAKARTA - Harga bawang putih di Surabaya mengalami kenaikan selama beberapa pekan terakhir. Jika pada bulan Januari harga bawang putih Rp 19.000 per kilogramnya, namun saat ini mencapai Rp 28.000 per kilogramnya.
“Naiknya cukup lumayan sih mas, apa lagi setiap hari saya buka warung nasi. Jadi terasa banget efeknya. Kalau dulu beli seperempat cuma Rp 5.000 sekarang bisa Rp 7.000,” ujar Naning saat ditemui Radar Surabaya (Jawa Pos Group) di Pasar Siwalankerto, Rabu (13/2).
BACA JUGA: Kendalikan Tekanan Darah dengan Konsumsi Bawang Putih, Catat Resepnya
Wanita berusia 45 tahun ini berharap agar kenaikan harga ini segera teratasi. Pasalnya dengan naiknya harga bawang putih, ia harus memutar otak agar pelanggannya tidak kecewa dengan hidangan yang dijualnya.
“Jadi sekalipun harganya mahal, mau gak mau saya tetap beli. Mungkin porsinya yang agak sedikit dikurangi,” jelasnya.
BACA JUGA: Penerbangan Langsung ke Surabaya Masih Kurang
Dari pantauan Radar Surabaya di Pasar Pabean misalnya, harga bawang putih kating sebelumnya Rp 26.000 namun saat ini menjadi Rp 32.000 – Rp 33.000 per kilogramnya. Sedangkan bawang putih kupas yang sebelumnya Rp 33.000 naik sekitar Rp 35.000 per kilogramnya.
Untuk jenis bawang putih Sinco harga saat ini mencapai Rp 29.000. Dan jenis bawang putih lokal bonggolan dengan ukuran agak kecil di jual dengan harga Rp 29 ribu hingga Rp 30 ribu.
BACA JUGA: Sulami Menangis di Acara Sandiaga Uno, Dompetnya Hilang
Harga ini tak jauh berbeda dengan Pasar Keputran maupun Pasar Wonokromo. Namun dari data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim menunjukkan harga bawang putih di seluruh pasar di Surabaya sekitar Rp 22.600.
Salah satu pedagang bawang putih di Pasar Pabean, Marwiyah mengaku sejak naiknya harga bawang putih, dirinya tidak berani mengambil pasokan banyak. Pasalnya selain takut merugi, ia mengaku untung yang diperoleh sangat sedikit dari harga kulakan.
“Kami para pedagang gak tahu kenapa harganya naik. Yang kami harapkan supaya harga bawang putih ini kembali normal,” katanya.
Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional Jawa Timur Muhammad Hasyim mengaku memang stok bawang putih sedang kosong. Sedangkan untuk impor hingga saat ini belum dilakukan.
“Kalau untuk impor memang wewenang dari pusat,” kata Hasyim saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Dari data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Jawa Timur produksi bawang putih tahun ini masih minus. Untuk itu, pemprov Jatim mengandalkan pasokan dari negara seperti Tiongkok, India, Vietnam dan Mesir.
Diketahui produksi bawang putih pada 2017 hanya 761 ton. Padahal tingkat konsumsi sebesar 55.000 ton. Terjadi minus sebesar 54.239 ton. Angka itu menunjukkan Jatim hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi sekitar 1,4 persen.
Untuk mengatasi kurangnya pasokan bawang putih Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur berencana untuk mengembangkan lahan untuk ditanami bawang putih. Pada tahun ini hingga 2019 mendatang, pengembangan lahan direncakan akan mencapai 794 hektar.
Selama ini, ada lima daerah yang memiliki produksi bawang putih yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Lumajang dan Kota Batu. (mus/rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu dan Anak Disiram Air Keras, Luka Parah
Redaktur & Reporter : Soetomo