jpnn.com, SURABAYA - Ketua Dewan Tata Krama Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Nanik Sutaningtyas mengimbau maskapai domestik dan internasional menambah frekuensi penerbangan langsung ke Surabaya.
’’Jadi, misal di daerah (dekat Surabaya) sudah bangun objek wisata baru, tetapi tidak ada direct flight ke Surabaya, ya tidak bisa dijual paket wisatanya,” kata Nanik, Kamis (7/2).
BACA JUGA: Sulami Menangis di Acara Sandiaga Uno, Dompetnya Hilang
Padahal, membuat paket wisata berkaitan erat dengan biaya transportasi. Penerbangan langsung dari kota-kota besar Indonesia menuju Surabaya akan menekan anggaran wisata.
Sebab, wisatawan tidak perlu terbang berkali-kali. Selain itu, direct flight akan memangkas durasi perjalanan.
BACA JUGA: Ibu dan Anak Disiram Air Keras, Luka Parah
Sayangnya, menurut Nanik, frekuensi penerbangan langsung ke Bandara Internasional Juanda dari kota-kota besar Indonesia masih kurang.
Karena itu, biro perjalanan yang menjual paket wisata Jatim terpaksa mengalokasikan anggaran yang tinggi untuk transportasi.
BACA JUGA: Ngeri, Pemilik Rental Mobil Mendadak Ditikam Penyewanya
’’Bahkan, untuk pangsa pasar mancanegara, kontribusi biaya transportasi dapat mencapai 50 persen,’’ ucap Nanik.
Jika melihat potensi Jatim sebagai tujuan wisata alam maupun wisata buatan, biro perjalanan tidak semestinya kesulitan menjual produk mereka. Gunung Bromo dan Kawah Ijen, misalnya.
Kecantikan alam dua objek wisata itu tidak diragukan lagi. Dunia pun mengakuinya. Mempromosikan objek-objek wisata di Jatim juga bukan hal sulit.
’’Promosi kan sekarang mudah, tidak perlu biaya banyak. Bisa melalui media sosial,’’ imbuh Nanik.
Karena itu, meningkatkan aksesibilitas Jatim menjadi hal yang penting.
Menambah frekuensi penerbangan langsung ke Surabaya, menurut Nanik, sudah urgen.
Selain itu, pemerintah provinsi perlu mengontrol kualitas infrastruktur menuju objek wisata. Khususnya akses jalan darat dari Bandara Internasional Juanda. (ell/c20/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setahun Ada Tambahan 5.235 Janda di Surabaya karena Perceraian
Redaktur : Tim Redaksi